BERITA

IPCC: Bongkar Muat Alat Berat Alami Pelemahan

Jakarta, Bumntrack.co.id – Berbeda dengan kondisi arus bongkar muat kendaraan CBU yang masih menunjukan peningkatan hingga akhir November tahun ini, pada segmen alat berat dan spareparts di lapangan penumpukan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) cenderung masih menunjukan pelemahan. Belum pulihnya kondisi di sektor pertambangan, perkebunan, dan infrastruktur membuat permintaan alat berat cenderung menurun sehingga berimbas pada kegiatan arus bongkar muat alat berat di lapangan IPCC.

“Tercatat jumlah kendaraan alat berat yang ditangani oleh IPCC pada November 2019 ialah sebanyak 13.776 unit kendaraan atau lebih rendah 26,82 persen secara tahunan (year on year/YOY) dibandingkan pencapaian di tahun sebelumnya sebanyak 18.826 unit alat berat. Angka pertumbuhan tersebut jauh lebih rendah dibandingkan rerata pertumbuhan YoY di tiap bulannya, yaitu sebesar 182,58 persen,” kata Investor Relation IPCC, Reza Priyambada di Jakarta, Rabu (11/12).

Menurutnya, Tingginya pertumbuhan arus bongkar muat alat berat di lapangan IPCC sebelumnya sejalan dengan masih tingginya permintaan alat berat di sektor pertambangan dan perkebunan sejalan dengan masih stabilnya sejumlah harga komoditas. Begitupun dengan infrastruktur yang masih ada permintaannya untuk penyelesaian sejumlah proyek pembangunan. Akan tetapi, kondisi berbalik arah manakala kondisi global menurun seiring dengan berlangsungnya perang dagang yang berimbas pada turunnya sejumlah harga komoditas.

“Secara proporsional bongkar muat terdiri dari alat berat yang ditangani di lapangan internasional berjumlah 809 unit dan 12.967 unit di lapangan domestik. Secara YoY, unit alat berat yang ditangani di lapangan internasional mengalami penurunan 47,77 persen menjadi 809 unit dari 1.549 unit pencapaian di tahun sebelumnya,” tambahnya.

Adapun ekspor turun tipis 1,46 persen menjadi 337 unit dari 342 unit di periode yang sama di tahun sebelumnya. Begitupun dengan import yang lebih rendah 60,89 persen dari 1.207 unit di tahun sebelumnya menjadi hanya 472 unit.

“Penurunan ekspor dan import ini, disebabkan belum pulihnya terutama sektor pertambangan yang memiliki berbagai alat berat dengan dimensi/ukuran jumbo; dan juga sektor perkebunan hingga infrastruktur di dalam negeri yang berimbas pada permintaan alat-alat berat dalam negeri,” terangnya.

Begitupun juga dengan kondisi global dimana aktivitas pertambangan maupun perkebunan masih cenderung melemah seiring belum terapresiasinya harga-harga komoditas. Sementara itu, dari lapangan domestik turut terlihat penurunan aktivitas pengantaran dan bongkar muat kendaraan alat berat dimana turun 24,95 persen YoY dibandingkan periode yang sama di tahun lalu dari 17.277 unit menjadi 12.967 unit yang ditangani IPCC.

Dari sisi perhitungan secara akumulasi tercatat pencapaian sepanjang 11 bulan di tahun ini mencapai 11.954 unit alat berat di Terminal Internasional, atau turun 39,70 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 19.825 unit alat berat. Dari jumlah tersebut, pencapaian sebanyak 3.640 unit disumbang dari kegiatan pelayanan bongkar muat ekspor atau tercatat melemah 24,01 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebanyak 4.790 unit alat berat.

Berikutnya ialah disumbang oleh kegiatan impor sebesar 8.314 unit secara akumulasi dibandingkan dengan pencapaian di periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 15.035 unit alat berat. Di tempat lain, pencapaian pelayanan bongkar muat dan pengantaran secara akumulasi hingga akhir November tahun ini di Lapangan Domestik mencapai 180.970 unit alat berat atau naik 80,62 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebanyak 100.194 unit. Pencapaian tersebut dikontribusi oleh Lapangan Domestik Tanjung Priok; serta layanan pengantaran di Lapangan Panjang dan Lapangan Ex-Presiden.

Pencapaian akumulasi kendaraan alat berat sepanjang 11 bulan di tahun ini (11.954 unit alat berat) di Lapangan Internasional belum mampu melampaui pencapaian akumulasi sepanjang tahun 2018 (Januari-Desember 2018) sebanyak 21.600 unit alat berat seperti halnya segmen CBU mobil yang berhasil melampaui pencapaian setahun penuh di 2018. Berdasarkan data yang ada, pencapaian tersebut dikontribusikan dari aktivitas ekspor yang mencapai 3.640 unit alat berat dibandingkan pencapaian sepanjang tahun 2018 sebanyak 5.148 unit alat berat.

Sementara itu, dari data impor di periode yang sama di tahun ini mencapai 8.314 unit alat berat lebih redah dari pencapaian full year 2018 sebanyak 16.452 unit. Pada Terminal Domestik, tercatat pencapaian alat berat yang ditangani IPCC sepanjang 11 bulan di tahun ini mencapai 180.970 atau di atas pencapaian setahun penuh di 2018 sebanyak 107.666 unit alat berat. Hal ini menunjukan kegiatan bongkar muat dan pengantaran alat berat lebih didominasi di dalam negeri dibandingkan kegiatan untuk keperluan global di Terminal IPCC.

“Dengan adanya harapan kegiatan dari infrastruktur dan aktivitas di sektor perkebunan dan pertambangan dapat pulih maka dapat berimbas positif pada meningkatnya aktivitas bongkar muat dan pengantaran alat berat di lapangan terminal IPCC ke depannya. Hal ini dapat menjadi tantangan sekaligus kesempatan bagi IPCC untuk meningkatkan performance nya. Diharapkan kondisi ini dapat konsisten berlanjut ke depannya,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Back to top button