Jurus APII Pertahankan Bisnis dan Operasional 19 Bandara di Tengah Covid-19
Jakarta, Bumntrack.co.id – Perjalanan orang dengan pesawat berkurang signifikan pada pandemi global COVID-19. Namun demikian, PT Angkasa Pura II (Persero) hingga saat ini tetap mengoperasikan 19 bandara untuk melayani penerbangan.
“Perseroan menekan biaya operasional, memangkas belanja modal (capital expenditure/capex) dan memperketat manajemen arus kas (cash flow management),” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin di Jakarta, Minggu (14/5).
Tiga program tersebut merupakan bagian dari upaya mempertahankan kelangsungan bisnis (business survival) yang dijalankan sejak Maret 2020 atau saat pandemi ditetapkan, supaya konektivitas udara Indonesia tetap terjaga.
“Fokus di dalam business survival itu adalah memperhitungkan pengeluaran dengan ketat melalui program Cost Leadership; lalu memangkas capex; serta memperketat cash flow management,” ujarnya.
Pada awal 2020 PT Angkasa Pura II menetapkan capex Rp7,8 triliun, namun seiring dengan pandemi, capex dipangkas menjadi Rp1,4 triliun, dan kemudian diperketat lagi menjadi Rp1,1 triliun. Capex tahun ini khusus digunakan untuk proyek yang bersifat multiyears, pemeliharaan fasilitas guna menjamin keamanan, keselamatan, pelayanan, serta perumusan desain Terminal 4 Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
“Tahun ini bukan tahun ekspansi bagi PT Angkasa Pura II karena kami memperhitungkan segala sesuatunya di tengah pandemi ini,” terangnya.
PT Angkasa Pura II juga melakukan penghematan dari sisi operasional di 19 bandara. Penghematan misalnya menekan biaya fasilitas dan layanan nonprioritas memperhatikan kondisi yang ada di mana lalu lintas penumpang pesawat juga berkurang.
Salah satu contoh penghematan yang dilakukan di Soekarno-Hatta adalah menutup sementara Terminal 1 dan Terminal 2F, di mana ini juga merupakan upaya melakukan pengaturan pola operasional guna mendukung PSBB. Sejalan dengan PSBB tersebut, operasional Skytrain yang merupakan moda transportasi kereta listrik antar-terminal untuk sementara dihentikan.
“Melalui cost leadership, penghematan dari sisi operasional di 19 bandara cukup besar, bisa dilakukan penghematan hingga 70% dari perkiraan cost yang kami perkirakan pada awal tahun. Secara grup termasuk anak usaha, penghematan bisa dilakukan mencapai 60%. Nominal penghematan cukup besar,” terangnya.
Perseroan juga mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam mengelola arus kas. Di tengah pandemi ini arus kas masuk (cash inflow) memang tengah tertekan dikarenakan lalu lintas penumpang turun, namun masih didukung dari tetap terjaganya bisnis angkutan kargo. Di samping itu, sejumlah bank termasuk yang ada di dalam Himbara juga telah memberikan fasilitas pinjaman ke PT Angkasa Pura II. Adapun arus kas keluar (cash out flow) berupaya dikelola dengan baik, yang diantaranya dilakukan melalui cost leadership.
“Kami berupaya menyeimbangkan arus kas masuk dan arus kas keluar di tengah pandemi ini. Hingga saat ini PT Angkasa Pura II mampu menjaga ini, sehingga nantinya mampu kembali melakukan ekspansi ketika pandemi terkendali,” terangnya.
Melalui Cost Leadership, Capex Disbursement, dan Cash Flow Management, di tengah pandemi ini PT Angkasa Pura II dapat mempertahankan operasional 19 bandara.