Jurus Menyelesaikan Pandemi Covid-19: Vaksin, 3M, dan Hidup Sehat

E-Magazine November - Desember 2024

Jakarta, Bumntrack.co.id – Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan Kementerian Kesehatan, Mohammad Subuh mengungkapkan pandemi Covid-19 membawa dampak multi dimensi sehingga diperlukan Intervensi pemerintah terhadap kesehatan agar warga tetap sehat dan produktif. Masyarakat perlu menyadari bahwa kesehatan adalah aset terpenting sehingga upaya-upaya pencegahan menjadi relevan dengan kebutuhan masyarakat dan sejalan dengan program pemerintah.

“Pandemi Covid-19 tentu memilki permasalahan yang harus diantisipasi oleh sebuah negara hingga ke tatanan individu. Karena permasalahan ini menimbulkan berbagai efek, pertama tentu kita berhadapan dengan masalah kesehatan, kedua perekonomian sudah mulai terdampak, saya lihat keamanan juga sudah mulai terganggu,” kata Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan Kementerian Kesehatan, Mohammad Subuh dalam virtual conference di Jakarta, Selasa (1/12).

Dilihat dari sektor ekonomi, pandemi Covid-19 harus dikendalikan karena sumber daya bidang kesehatan maupun anggaran pemerintah terbatas. Pemerintah mengeluarkan anggaran besar di sektor kesehatan dan ekonomi tujuannya satu, ingin menyehatkan individu karena kalau individu sehat maka membuat produktivitas meningkat, sehingga pendapatan individu meningkat, dan berdampak pendapatan negara juga ikut meningkat.

“Jadi dengan melindungi kesehatan kita juga melindungi negara,” terangnya.

Untuk diketahui, perawatan pasien Covid-19 diketahui menelan biaya rata-rata Rp184 juta per orang. Perawatan yang mahal ini karena dilakukan secara khusus, mulai dari perawatan ICU, ventilator hingga perawatan penyakit penyerta. Sedangkan pada ilmu ekonomi kesehatan dikenal istilah externality, dan vaksin termasuk dalam externality positif.

“Nilai externality pada vaksin ini sangat besar sekali, karena saat kita menerima vaksin, tidak hanya melindungi diri sendiri tapi juga orang lain. Analoginya seperti faktor externality yang ada pada lampu jalan, ketika terpasang pencahayaan di jalan, kejahatan menurun dan kecelakaan jadi terhindarkan, itu contoh externality di luar bidang kesehatan. Dalam bidang Kesehatan faktor externality positif adalah upaya-upaya pencegahan yang kita lakukan, dan yang salah satunya dalam bidang kesehatan disebut perlindungan spesifik adalah imunisasi,” jelasnya.

Meski nantinya vaksin akan tiba, namun program vaksinasi ini perlu proses terlebih dahulu, terutama izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Negara memiliki kewenang tersendiri dan otorisasi mandiri untuk memberikan izin peredaran suatu obat, tapi tentu mengedepankan azas kehati-hatian mempertimbangkan keamanan, efektivitas, dan kehalalannya.

“Pada saat ini pemulihan kesehatan dan ekonomi bisa dilakukan dengan menjaga budaya 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak), karena tanpa upaya seperti ini maka pemulihan ekonomi Indonesia sangat sulit. Bagi masyarakat tidak perlu ragu, saat vaksin datang, pasti sudah dijamin proses memastikan keamanan dan efektivitasnya,” pungkasnya.

Bagikan:

#BUMN Award #BBMA Award
#Anugerah BUMN 2024
#BTN Persaingan Usaha  #3000 KPR Prabowo #Talenta BSI. #Pengelolaan sampah BNI. #Akad Masal KPR BTN

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.