Kelola Pasokan ke PLTU, PLN EPI Disiplin Pilah-Pilih Batubara Berkualitas
Jakarta, BUMN TRACK – PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) akan mengoptimalkan pengelolaan pasokan batu bara sebagai sumber utama Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Hal tersebut dilakukan melalui disiplin memilah batu bara yang akan digunakan di PLTU.
Disiplin praktik tersebut secara konsisten dilakukan sehingga mampu meningkatkan ketersediaan cadangan batubara untuk PLTU demi keterjaminan listrik yang andal bagi konsumen.
”Kalau batu bara yang ada itu basah atau lengket maka ini bisa mengganggu proses pembongkaran dan handling PLTU. Begitu juga jika ukuran dari batu bara itu oversized, hal ini juga bisa mengakibatkan delay bahkan blockage yang menimbulkan biaya tambahan , jadi kami benar-benar selektif dalam melakukan pengelolaan, sehingga listrik yang kita sajikan dapat terus stabil bagi masyarakat,” kata Direktur Utama PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) Iwan Agung Firstantara di Jakarta, Kamis (14/12/23).
Dampak dari batu bara yang buruk sangat berkontribusi menurunkan performance dari PLTU yang ada bahkan memicu potensi emisi yang lebih besar.
Untuk itu kata Iwan, selain menerapkan Pengelolaan Batubara yang baik, PLN Group juga mengimplementasikan prosedur FIFO (First In First Out) mulai dari penambangan sampai di PLTU. Tak hanya itu, batu bara yang sampai di PLTU pun melalui serangkaian proses pengawasan dari loading port sampai ke PLTU sehingga dapat memenuhi kecukupan PLTU.
”Jadi dalam proses pemakaian batu bara di PLTU, kami sangat memperhatikan kaidah-kaidah, sehingga batu bara yang dieksploitasi dapat optimal termanfaatkan,” tegas Iwan.
Sejalan dengan roadmap mencapai Nationally Determined Contribution (NDC) pada tahun 2030 dan Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060. PLN EPI memastikan bahwa PLTU yang dimiliki selalu mematuhi Baku Mutu Standar Emisi sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia (RI) No 15/2019.
“Selama PLTU beroperasi, kami selalu berupaya menekan emisinya semaksimal mungkin menggunakan berbagai teknologi termutakhir. Emisinya juga dimonitor secara realtime dan terhubung langsung dengan dashboard di Kementerian Lingkungan Hidup,” terang Iwan.