Kepercayaan Masyarakat Pulih, Penumpang Pesawat Meningkat 16,9 Persen

Direktur Utama Angkasa Pura 1, Faik Fahmi (Foto: Eka/Bumntrack)
Direktur Utama Angkasa Pura 1, Faik Fahmi (Foto: Eka/Bumntrack)
E-Magazine Januari - Maret 2025
Direktur Utama Angkasa Pura 1, Faik Fahmi (Foto: Eka/Bumntrack)
Direktur Utama Angkasa Pura 1, Faik Fahmi (Foto: Eka/Bumntrack)

Jakarta, Bumntrack.co.id – Angkasa Pura I mencatat trafik penerbangan di 15 bandara mengalami pertumbuhan 16,9 persen dari 1.853.378 penumpang pada September menjadi 2.168.075 penumpang pada Oktober lalu. Peningkatan tersebut menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat untuk melakukan perjalanan udara semakin pulih. Angkasa pura I selalu berkomitmen untuk terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk memberikan rasa nyaman dan aman kepada para masyarakat pengguna layanan pesawat udara.

“Peningkatan trafik penumpang pada Oktober menunjukkan tingkat kepercayaan diri masyarakat untuk melakukan perjalanan udara yang semakin pulih,” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi di Jakarta, Selasa (3/11).

Peningkatan penumpang menggunakan pesawat udara salah satunya karena Angkasa Pura I senantiasa konsisten untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat di seluruh area bandara kelolaan agar bandara menjadi tempat yang aman dan higienis sehingga kepercayaan diri masyarakat untuk melakukan perjalanan udara kembali meningkat dan pada akhirnya dapat meningkatkan kembali trafik penerbangan.

“Untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan perjalanan udara, Angkasa Pura I juga telah menyediakan fasilitas rapid test di 11 bandaranya dengan biaya di 8 bandara besar yang hanya sebesar Rp85.000 per 14 September lalu,” tambahnya.

Fasilitas ini diharapkan dapat memudahkan masyarakat yang ingin melakukan perjalanan udara pada masa adaptasi kebiasaan baru. Penyediaan fasilitas rapid test ini juga dilakukan dengan konsistensi penerapan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 di bandara sehingga masyarakat tidak perlu khawatir untuk melakukan perjalanan udara melalui bandara-bandara Angkasa Pura I.

Selain itu, protokol kesehatan Covid-19 Angkasa Pura I mendapatkan stempel “Safe Travel” dari World Travel and Tourism Council (WTTC) di mana penyematan stempel ini merupakan yang pertama kali di sektor kebandarudaraan Indonesia. Apresiasi ini merupakan salah satu upaya untuk meyakinkan dan menumbuhkan kepercayaan diri masyarakat untuk melakukan perjalanan udara.

Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali juga meraih sertifikat Safe Corridor Initiative (SCI) dari Incheon Internasional Airport Corporation (IIAC) sebagai bagian dari upaya pembuatan koridor sehat atau safe corridor antara Incheon dengan Bali. Diraihnya Sertifikat SCI oleh Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali merupakan pengakuan dunia internasional atas penerapan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 Bandara Bali yang berstandar global.

“Angkasa Pura I terus mengampanyekan keamanan dan konsistensi penerapan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 dan #TerbangLagi dalam rangka menumbuhkan kembali kepercayaan diri masyarakat untuk melakukan perjalanan udara di masa adaptasi kebiasaan baru dengan aman dan nyaman,” terangnya.

Untuk diketahui, peningkatan trafik penumpang juga didorong oleh stimulus pelayanan jasa penumpang pesawat udara atau passenger service charge yang diterapkan Pemerintah mulai 23 Oktober lalu dan bertepatan dengan momen libur panjang cuti bersama Maulid Nabi. Adapun trafik penumpang tertinggi pada Oktober 2020 lalu terjadi di  Bandara Sultan Hasanuddin Makassar dengan trafik sebesar 543.534 penumpang, diikuti Bandara Juanda Surabaya dengan trafik sebesar 439.478 penumpang, dan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dengan trafik sebesar 231.207 penumpang. Sedangkan total trafik penumpang di 15 bandara Angkasa Pura I pada periode Januari-Oktober 2020 sebesar 26.728.218 penumpang dengan prediksi trafik hingga akhir tahun mencapai sekitar 29 juta atau 30 juta penumpang.

Libur panjang cuti bersama Maulid Nabi pada 28 Oktober – 1 November 2020 menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan trafik pada Oktober dan awal November. Pada periode ini trafik penumpang mencapai 453.556 penumpang, tumbuh 17,9 persen dibanding periode minggu sebelumnya (21-25 Oktober) yang hanya sebesar 384.535 penumpang.

“Puncak arus mudik libur panjang terjadi pada 28 Oktober dengan trafik di 15 bandara Angkasa Pura I mencapai 103.506 penumpang dan puncak arus balik terjadi pada 1 November dengan trafik mencapai 109.725 penumpang,” jelasnya.

Salah satu penumpang pesawat Batik Air dari Bandara Yogyakarta International Airport, Ardian mengungkapkan bahwa protokol kesehatan dilakukan berlapis sejak dari pintu masuk bandara.

“Mulai dari pintu masuk, dicek tiket dan berkas surat. Kemudian ada thermal scanner melalui monitor tanpa bersentuhan langsung. Setelah itu, ada pemeriksaan surat Rapid Tes atau PCR dan mengisi kartu kontrol kesehatan (Ehac). Baru bisa cek in ke counter,” terangnya.

Selama di Bandara dan pesawat, dirinya diwajibkan terus memakai masker dan menjaga jarak dengan sesama penumpang lainnya. “Setelah sampai di bandara tujuan, masih diperiksa lagi suhu badan dan kartu Ehac. Jadi siapkan screenshot Ehac agar tidak perlu antri lama di pemeriksaan keluar bandara,” jelasnya.

Bagikan:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.