BERITA

Kredit Perbankan 2019 Melambat

Bank BRI
Bank BRI

Pengucuran kredit perbankan merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi yang mudah dilihat. Secara sederhana, jika pertumbuhan kredit perbankan tinggi, penanda bahwa perekonomian sedang bergerak, pelaku usaha optimistis sehingga bisnis berkembang karena dunia usaha memerlukan kucuran kredit.  Sebaliknya, jika kredit melambat, artinya pelaku dunia usaha sedang berhati-hati  sehingga tidak perlu mengejar kucuran kredit bank agar tidak tidak mengganggu  likuiditas.

Data Bank Indonesia per September 2019 menunjukan penyaluran kredit  sebesar Rp5.548,1 triliun. Secara tahunan (YoY), kredit tersebut melambat lantaran hanya naik delapan persen, padahal per Agustus 2019 sudah 8,7 persen. Berdasarkan Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) pada kuartal III-2019 terlihat pelambatan pertumbuhan kredit baru. Namun pada kuartal IV-2019, kredit diperkirakan kembali meningkat.  

Posisi Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pada kuartal III-2019 lebih rendah dari kuartal sebelumnya sebesar 68,3 persen dari 78,3 persen. Kondisi tersebut diakibatkan melambatnya permintaan kredit baru jenis investasi dan konsumsi yang tercermin dari penurunan SBT. Kredit investasi turun dari 77,3 persen menjadi 63,2 persen pada kuartal III-2019, sementara kredit konsumsi turun menjadi 45,9 persen dari 54,3 persen.

Pelambatan kredit tersebut salah satunya disebabkan lambatnya pertumbuhan debitur korporasi. Kredit pada segmen korporasi sebesar Rp2.783,1 triliun atau melambat menjadi 8,1 persen dari bulan sebelumnya 9,4 persen.

Pertumbuhan Kredit Perbankan Indoensia, 2014 -2019

Tahun Pertumbuhan Kredit  
2014 11,6%
2015 7,3%
2016 9,6%
2017 9,4%
2018 6,4%
Sept 2019 7,1%

Artikel Terkait

Back to top button