Jakarta, Bumntrack.co.id – Emiten perbankan pelat merah, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) membukukan laba bersih Rp26,53 triliun sepanjang semester I-2025. Perolehan itu turun 11,25% secara tahunan (yoy), dari setahun sebelumnya sebesar Rp29,89 triliun
Dilansir dari Stokbit, laba bersih kuartal II-2025 ini membuat laba bersih selama 1H25 mencapai Rp26,53 triliun (-11,25% YoY), di bawah ekspektasi (45% estimasi 2025F konsensus vs. rata–rata 2 tahun terakhir: 49% realisasi tahunan).
Penurunan laba bersih secara tahunan pada 2Q25 utamanya disebabkan oleh kenaikan beban provisi (+41% YoY), meski Pre–Provision Operating Profit (PPOP) tumbuh +8% YoY. Perbaikan PPOP pada 2Q25 membuat PPOP selama 1H25 masih dapat tumbuh tipis sebesar +2% YoY, tetapi beban provisi yang meningkat +26% YoY pada 1H25 membuat laba bersih turun.
Sedangkan tren Net Interest Income (NII) pada 2Q25 tumbuh +8% YoY, mendorong NII selama 1H25 naik +3% YoY. Kenaikan NII pada 2Q25 didorong pertumbuhan kredit dan CASA yang masing–masing naik menjadi +6% YoY dan +11% YoY per Juni 2025, dibandingkan +5% YoY dan +7% YoY per Maret 2025.
Membaiknya NII terkompensasi oleh pelemahan Non–Interest Income (Non–II) yang turun -3% YoY pada 2Q25, sehingga Non–II tumbuh +6% YoY selama 1H25.
Manajemen BBRI mengatribusikan penurunan Non–II selama 2Q25 pada perubahan akuntansi terkait pendapatan premi asuransi (IFRS 17), di mana pendapatan kini dialokasikan sesuai dengan jangka waktu coverage asuransi, dibandingkan pembukuan sekaligus di depan ketika premi dibayarkan.
Meski gross NPL stabil di level 3% pada 2Q25 dibandingkan 1Q25, secara segmental terdapat perbedaan tren. Segmen ‘Mikro’ mengalami peningkatan NPL ke level 3,86% per Juni 2025, dibandingkan 3,36% per Maret 2025. Sementara itu, NPL segmen ‘Korporasi’ membaik menjadi 1,61% per Juni 2025 dari 2,36% per Maret 2025.
Dengan dinamika ini, pertumbuhan kredit untuk segmen ‘Korporasi’ meningkat per Juni 2025 ke level +16% YoY (vs. Maret 2025: +13% YoY). Pertumbuhan segmen ‘Mikro’ masih tertahan di level +1,6% YoY per Juni 2025 (vs. Maret 2025: +1,5% YoY) seiring masih berlangsungnya proses perombakan segmen ini.
“Sejalan dengan ekspektasi bank–bank besar lainnya, BBRI memperkirakan bahwa akselerasi belanja pemerintah dan tren penurunan suku bunga berpotensi mendongkrak pertumbuhan ekonomi pada 2H25, yang akan berdampak positif bagi permintaan kredit dan likuiditas perbankan,” terangnya.
Namun, perseroan akan tetap berhati–hati, di mana manajemen melihat pertumbuhan kredit hingga akhir tahun berpotensi hanya mencapai batas bawah dari guidance 2025 yang berkisar +7–9% YoY.
Realisasi Cost of Credit (CoC) hingga akhir tahun juga diperkirakan akan berada di batas atas atau sedikit melebihi guidance 2025 yang berada di kisaran 3–3,2%.