Laba Konsolidasi BUMN Tahun 2023 Turun, Erick Thohir Ajukan PMN 2025 Rp44,24 Triliun
Jakarta, BUMN TRACK – Menteri BUMN, Erick Thohir dalam Rapat kerja Komisi VI DPR RI mengungkapkan laba konsolidasi BUMN tahun 2023 yang akan selesai hasil diaudit mencapai Rp292 triliun. Laba tersebut turun dibandingkan laba konsolidasi BUMN tahun 2022 mencapai Rp309 triliun.
“Laba konsolidasi BUMN tahun 2022 lebih tinggi dari tahun 2023 karena ada non-cash hasil dari restrukturisasi Garuda Indonesia senilai Rp55,7 triliun. Hasil audit laba konsolidasi tahun 2023 secara cash Rp292 triliun atau tumbuh 15 persen. Ada kenaikan hampir Rp38 triliun cashnya,” kata Menteri BUMN, Erick Thohir di Jakarta, Selasa (19/3/24).
Dari laba konsolidasi tersebut, perusahaan plat merah telah menyumbang dividen kepada negara mencapai Rp81,2 triliun pada 2023. Sedangkan untuk tahun 2024, diproyeksikan mencapai Rp85,5 triliun.
“Dari total pendapatan negara, dividen BUMN menyumbang 20 persen,” jelasnya.
Selain itu, pada tahun 2024, pihaknya mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp13,6 triliun. PMN yang diusulkan tersebut digunakan sebagai cadangan, pembiayaan dan investasi.
“PMN KAI untuk pengadaan kereta senilai Rp2 triliun, Hutama Karya untuk penyelesaian ruas tol Palembang-Betung senilai Rp1,6 triliun. Pelni untuk pembelian 3 kapal penumpang senilai Rp3 triliun, kemudian IFG untuk penguatan permodalan penjaminan KUR Rp3 triliun,” terangnya.
Untuk tahun 2025, Erick Thohir mengajukan PMN Rp44,24 triliun. PMN tersebut terbesar diajukan oleh Hutama Karya (HK) mencapai Rp13,8 triliun yang digunakan untuk melanjutkan pembangunan JTTS.
“Usulan PMN 2025 terbesar HK untuk pembangunan JTTS Rp13,8 triliun,” jelasnya.
Kemudian disusul Asabri untuk perbaikan permodalan mencapai Rp3,6 triliun, PLN Rp3 triliun, IFG Rp3 triliun, Pelni Ro2,5 triliun, Biofarma Rp2,2 triliun, Adhi Karya untuk pembangunan tol Jogja-Bawen dan Solo Jogja Rp2,09 triliun.
PMN juga dilakukan untuk perbaikan struktur permodalam Wijaya Karya senilai Rp2 triliun, LEN Rp2 triliun, Danareksa Rp2 triliun. Kemudian KAI untuk pengadaan trainset Rp1,8 triliun, ID FOOD untuk modal kerja Rp1,6 triliun, PTPP Rp1,5 triliun, Perum Damri Rp1 triliun untuk penyediaan bus listrik, Perumnas Rp1 triliun untuk restrukturisasi dan INKA Rp976 miliar untuk pembuatan rel kereta.
“Dari total PMN 2025 yang diusulkan Rp44,24, sebagai catatan 69 persen adalah penugasan yaitu Rp30,4 triliun yang terdiri dari penugasan HK, PLN, Pelni, KAI, Perumnas dan lain-lain. Lalu 27 Persen yaitu Rp11,8 triliun untuk pengembangan usaha. Sisanya ada 4 persen untuk restrukturisasi,” pungkasnya.