
Komitmen BUMN terhadap pencegahan penyebaran Covid-19 juga dilakukan BUMN sektor transportasi. Komitmen ini penting lantaran transportasi yang memindahkan orang dari satu tempat ke tempat lain merupakan sarana yang berpotensi mempercepat proses penyebaran virus corona.
PT Angkasa Pura Airports atau AP I, misalnya. BUMN yang wilayah operasi di Indonesia tengah dan timur ini mengevaluasi secara berkala terhadap penyesuaian operasional di 15 bandara AP Airports. Evaluasi berdasarkan perkembangan pandemi Covid-19 di mana saat ini jumlah warga yang teridentifikasi positif Covid-19 sudah mencapai lebih dari 7.000-an penderita. AP I pun memperpanjang masa penyesuaian operasional di beberapa bandara hingga Mei sampai Juli. Hal ini dilakukan guna membantu mencegah penyebaran Covid-19 dan sebagai upaya corrective action dalam menghadapi penurunan trafik penumpang pesawat yang sangat drastis.
“Angkasa Pura Airports berupaya tanggap dalam menyikapi perkembangan situasi pandemi Covid-19 yang cukup dinamis ini dengan melakukan evaluasi berkala terhadap penyesuaian operasional 15 bandara kami. Hingga saat ini kami memperpanjang masa penyesuaian operasional di beberapa bandara hingga Mei sampai Juli. Namun tidak menutup kemungkinan masa penyesuaian ini diperpanjang jika memang situasi pandemi masih belum menunjukkan indikasi ke arah perbaikan,” ujar Direktur Utama AP I Faik Fahmi.
AP I juga sudah menghentikan sementara layanan terhadap penerbangan komersial penumpang pada 15 bandara kelolaannya, terhitung 24 April 2020 hingga 1 Juni 2020. Langkah ini untuk mendukung aturan Pemerintah Republik Indonesia mengenai larangan mudik untuk mencegah penyebaran Covid-19. Namun bandara-bandara AP I akan tetap beroperasi untuk melayani penerbangan kargo atau penerbangan yang mengangkut logistik. Namun terdapat beberapa layanan penerbangan yang dikecualikan. Selain itu, menghentikan sementara layanan terhadap penerbangan komersial penumpang mulai 24 April hingga 1 Juni 2020.
Pemberian bantuan sosial senilai Rp 1 miliar juga dilakukan AP I dengan membeli alat ekstraksi dan alat deteksi Covid-19 yang dilakukan melalui Yayasan BUMN Hadir Untuk Negeri sebesar Rp592 juta. ”Kami juga memberikan bantuan tenda disinfektan senilai Rp49,5 untuk beberapa pasar di Jakarta bekerja sama dengan Perumda Pasar Jaya selain alat deteksi serta ekstraksi Covid-19 yang belakangan ini sangat dibutuhkan.
PT Angkasa Pura II juga berusaha membatasi penyebaran Covid-19 dengan menerapkan berbagai protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19. AP II menetapkan strategi mitigasi risiko dalam menghadapi Covid-19 yakni Business Continuity Management, yang terdiri dari tiga fase, yakni Business Survival, Business Recovery dan Business Sustainability. Dikatakan Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, fase yang tengah dijalankan perseroan saat ini adalah Business Survival yang didalamnya memiliki program Perlindungan Tenaga Kerja (Workforce Protection) dari Covid-19.
“Salah satu prioritas PT Angkasa Pura II saat ini adalah Workforce Protection, agar kami mampu menjalani fase Business Survival sehingga survive dalam menghadapi tantangan Covid-19. Setelah survive, maka PT Angkasa Pura II akan menuju ke Business Recovery dan kemudian masuk ke tahapan Business Sustainability,” jelas Awaluddin.
Program Workforce Protection, lanjutnya, bertujuan menghadirkan operasional bandara yang nyaman dan sehat serta melindungi kesehatan seluruh pekerja, traveler, dan pengunjung bandara. Awaluddin menambahkan, prosedur tersebut juga sudah melibatkan maskapai yang melakukan penerbangan dari dan ke luar negeri. “Ada dua mekanisme yang dilakukan yakni maskapai bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan otoritas bandara menerbitkan kartu kewaspadaan yang disebut health alert card,” jelas Awaluddin.
Kartu tersebut akan menjadi kartu pemeriksaan ketika penumpang akan keluar gedung terminal internasional. Hal sama yang dilakukan maskapai adalah melakukan koordinasi dengan pihak di titik keberangkatan. Maskapai akan bekerja sama dengan otoritas kesehatan setempat untuk menerbitkan health certificate bagi para penumpang yang akan terbang ke Indonesia.
Pengetatan bandara juga dilakukan AP II. Dikatakan Awaluddin, AP II telah melakukan pengetatan pengawasan pada 22 Januari 2020 saat Kota Wuhan mulai di-lock down danpenerbangan sudah mulai dibatasi. Lalu pengetatan dilakukan sejak 5 Februari 2020 pukul 00.00, dengan melakukan penghentian sementara operasi penerbangan dari dan ke China Mainland yang masih dilakukan sampai saat ini. Ketiga, pada 27 Februari 2020 dimana pada saat itu pemerintah Arab Saudi juga menghentikan sementara untuk kedatangan warga negara asing yang melakukan ibadah umrah dan juga perjalanan wisata yang sampai dengan saat ini prosesnya masih berjalan.
”Terakhir, terhitung 8 Maret 2020 seluruh bandara-bandara di Indonesia, tidak hanya bandara di Angkasa Pura II, kami rasa juga sudah melakukan kebijakan baru, kebijakan sementara untuk kemudian terhadap pendatang dari Italia, Korea Selatan, dan juga Iran, yang sudah diberlakukan dan ini juga saat ini sudah berjalan,” imbuhnya.
Adapun terkait pemeriksaan suhu tubuh penumpang, lanjut Awaluddin . prosesnya dibantu oleh Kementerian Kesehatan, kantor kesehatan pelabuhan. Mereka memiliki thermal scanner massive terpasang secara statis dan thermal scanner mobile terpasang bisa dengan pergerakan sesuai dengan kebutuhan. Yang dilakukan secara standar adalah para penumpang melewati thermal scanner massive. Pemerintah juga telah juga menambah fasilitas thermal scanner mobile khusus untuk jalur yang disediakan, khusus dari 4 negara yang memang perlu pengawasan secara ketat, yaitu China, Italia, Iran, dan Korea Selatan.
Pembatasan Penumpang Kereta
PT Kereta Api Indonesia (Persero) pun membatalkan perjalanan 28 KA jarak jauh, terhitung 1 April – 1 Mei 2020. Yang dibatalkan terdiri atas 17 KA berangkat dari Stasiun Gambir, 9 KA dari Stasiun Pasar Senen dan 2 KA dari Stasiun Jakarta Kota. Kebijakan tersebut sesuai arahan pemerintah, yakni masyarakat diminta mengurangi mobilitas di luar rumah.
Kepala Humas KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa, menjelaskan, dengan terus meningkatnya penyebaran corona, KAI kembali mengambil kebijakan melakukan pembatalan perjalanan KAI. Sebanyak 28 KA jarak jauh yang berada dalam Daop 1 itu berangkat dari Stasiun Gambir, Pasar Senen dan Jakarta Kota. Meski berkurang, Daop 1 Jakarta memastikan jarak antarpenumpang di dalam gerbong kereta tetap akan diterapkan melalui pengaturan oleh petugas. Saat ini volume penumpang dari stasiun keberangkatan di Daop 1 Jakarta rata-rata menurun hingga 70 persen.
Eva juga menyatakan bagi calon penumpang yang terdampak pembatalan KA pada kurun waktu tersebut dapat mengajukan pengembalian bea tiket 100 persen di luar bea pesan. KAI memutuskan tidak mengalihkan penumpang yang batal ke perjalanan KA lainnya, namun dapat melakukannya secara mandiri. Kebijakan pengurangan jadwal perjalanan ini akan dievaluasi kembali sesuai perkembangan dan situasi di lapangan terkait pencegahan penyebaran virus Covid-19. Sebagai gambaran PT KAI Daerah Operasi 6 Yogyakarta mencatat sudah ada sekitar 28.000 pembatalan tiket sejak awal Maret 2020 akibat pembatalan perjalanan sejumlah kereta api sebagai upaya mendukung pencegahan penularan virus Corona.
Sementara itu, Perum Damri juga juga berkontribusi dalam pencegahan penyebaran Covid-19. Dikatakan Kepala Divisi Sekretariat Perum DAMRI Nico R. Saputra, DAMRI memutuskan menghentikan angkutan Bandara Soekarno-Hatta dan sejumlah rute lainnya mulai 29 Maret 2020. Meski demikian, DAMRI tetap akan membayarkan gaji bulanan kepada para sopir yang terdampak penyetopan operasional.