BERITA

Merajut Asa di Tengah Bencana

Lebih baik menata diri daripada meratapi. Inilah saat terindah untuk berbenah dalam sunyi dan kerendahan hati.

Perjalanan hidup manusia telah digariskan oleh Sang Pencipta. Tak ada seorang pun yang tahu alurnya, selain Yang Maha Tahu. Pun ketika bencana menyapa. Banyak orang meratapinya dengan penuh keluh dan pilu. Musibah acapkali hanya dipandang dari sisi negatif, korban jiwa, keterpurukan ekonomi, kerusakan fasilitas, dan beragam ekspresi kepedihan lainnya. Tapi di sisi lain, Tuhan berjanji selalu ada hikmah dan pembelajaran hidup di balik rentetan duka.

Seperti yang dialami saat ini, kedukaan sedang menghantui seluruh penduduk bumi akibat merebaknya pandemic corona. Virus bernama novel coronavirus atau Covid-19 itu mengancam siapa saja tanpa pandang bulu. Penyebaran virus ini berimbas terhadap aktivitas ekonomi di antaranya sektor perdagangan, pariwisata, ekspor impor hingga finansial.

Dunia seketika berubah menjadi sulit. Namun, sebagai manusia, kita harus optimis bergerak melawan keadaan yang kurang berpihak. Semua memainkan peran bahu membahu menolong yang kesusahan. Jiwa sosial pun terpanggil. Setiap kelompok berlomba membangun optimisme lewat upaya nyata, yakni menebar bantuan.

Pun yang dilakukan Kementerian BUMN. Di bawah komando Erick Thohir, Kementerian terus berupaya mengoptimalkan potensi seluruh BUMN untuk menjalani tugas kemanusiaan melawan virus corona. BUMN diharapkan mampu mengambil peran besar dalam memenuhi kebutuhan alat medis penunjang penanganan pandemi saat ini, seperti masker, APD dan ventilator termasuk obat dan vitamin.

BUMN yang bergerak di sektor farmasi pun disasar untuk memenuhi pengadaan kebutuhan sarana dan prasarana kesehatan penanganan Covid-19. Menyusul didirikannya Rumah Sakit Darurat Covid-19 yang sebelumnya merupakan wisma atlet di bilangan Kemayoran, Jakarta Pusat.

Menteri BUMN Erick Thohir secara tegas menyatakan pemerintah mendorong semua perusahaan BUMN untuk terlibat dalam pencegahan dan penanganan pandemi corona di Indonesia. Menurut mantan Presiden Inter Milan itu, keterlibatan BUMN adalah keharusan walau risikonya merugi dengan target pendapatan yang dikoreksi.

Kini, sebagai manusia biasa, kita hanya dapat berharap buah manis dari segala usaha yang mengiringi perjalanan itu. Kebaikan yang terus ditebar dengan tulus seakan menyadarkan kita, bahwa dalam kondisi daya yang relatif rendah saat tertimpa bencana, misalnya, selalu ada upaya kecil untuk  berbenah diri dan melangkah meski harus tertatih.

Sedikit daya dan sejumput asa harus ditegakkan agar langkah tak lagi goyah. Semangat petarung tiada lelah harus terus dipompa agar saat jatuh tak sampai hilang akal. Di antara upaya, doa dan air mata, selalu ada asa untuk memulai langkah baru.

Ya, lebih baik menata diri daripada meratapi. Sebab inilah saat terindah untuk berbenah dalam sunyi dan kerendahan hati.

Artikel Terkait

Back to top button