Ogah Proses dan Bangun Data di Indonesia, Netflix Monopoli Penggunaan Bandwidth dan Diskriminatif

E-Magazine November - Desember 2024
Ilustrasi Netflix (Foto: Ist)

Jakarta, Bumntrack.co.id – Di tengah kondisi pandemi Covid-19, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) mendukung produktivitas masyarakat melalui layanan akses internet untuk kebutuhan primer masyarakat. Layanan akses internet ini digunakan mulai dari belajar dari rumah (Learning From Home) hingga bekerja dari rumah (Work from Home). Hingga akhir tahun 2020, Telkom telah membentangkan fiber optic sepanjang 166.343 kilometer dari pusat kota hingga ke pelosok desa di seluruh wilayah nusantara. Hal ini setara dengan membentangkan fiber optic seluas 4 kali keliling bumi.

Saat ini dari 514 kabupaten/kota, setidaknya 96,5% kabupaten/kota atau sebanyak 496 kabupaten/kota telah dijangkau IndiHome. Di wilayah kecamatan, IndiHome berhasil menjangkau 72,1% kecamatan atau sebanyak 5.115 dari 7.094 kecamatan dan di tingkat kelurahan/desa, IndiHome telah menjangkau 41% kelurahan/desa atau sebanyak 34.285 dari 83.447 kelurahan/desa. Segala aktivitas yang serba daring, berdampak signifikan pada jumlah konsumsi bandwidth di Indonesia. Telkom berharap kepada segenap lapisan masyarakat untuk lebih bijak dalam mengonsumsi internet, terutama saat mengakses layanan dari penyedia konten hiburan milik content provider asing yang mengkonsumsi jumlah bandwidth lebih besar. Selain itu, content provider pun juga diharapkan dapat turut serta berkontribusi khususnya dalam upaya peningkatan kualitas bandwidth yang dapat dirasakan oleh seluruh pelanggan di Indonesia.

“Untuk kenyamanan layanan, Telkom selalu menjaminkan kapasitas infrastruktur dan bandwidth. Kami berharap semua saling mendukung, masyarakat bijak dalam mengonsumsi internet, dan para penyedia konten dapat segera bekerjasama dengan operator internet untuk bisa meningkatkan layanannya kepada masyarakat,” kata Direktur Consumer Service Telkom, FM Venusiana R di Jakarta, Senin (18/1).

Untuk diketahui, ada tiga cara layanan konten atau sering disebut layanan Over-the-Top (OTT) dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia. Pertama dengan cara direct peering (sambungan langsung antara operator Internet dengan Penyedia OTT), kedua Content Delivery Network (CDN) di mana Penyedia OTT dapat menyewa CDN milik operator internet dan ketiga melalui gateway Internet Exchange (IX) yaitu menggunakan saluran bandwidth internasional milik operator internet yang dapat dilewati oleh semua penyedia OTT dengan peluang yang sama.

Sejak Telkom membuka kembali layanan Netflix di layanan fixed broadband IndiHome pada Juli 2020 lalu, Netflix menyalurkan kontennya dengan menggunakan cara ketiga yaitu melalui Internet Exchange (IX) di Global sehingga bandwidth yang terhubung ke IX digunakan secara bersama sama dengan content lainnya yang belum mempunyai direct peering ataupun CDN di Indonesia. Akibatnya, performansi kualitas Netflix tergantung pada kondisi pipa bandwidth tersebut. Di sisi lain, Telkom juga perlu menjaga akses dari pelanggan ke arah content lainnya.

Terkait dengan informasi yang disampaikan di website Netflix yang mengarahkan opini masyarakat dengan Ranking Kecepatan maka itu adalah cara yang kurang bijak di saat diskusi terkait penyediaan layanan berkualitas sedang dilakukan B2B (Business to Business) antara 2 Perusahaan. Telkom menjamin tidak ada pembedaan perlakuan untuk semua Over-the-Top (OTT) termasuk Netflix ketika menggunakan Internet Exchange (IX) atau saluran bandwidth internasional milik Telkom.

Telkom berharap, OTT asing seperti Netflix dapat menyimpan dan memproses datanya di Indonesia bukan di luar negeri. Terdapat berbagai dampak negatif yang terjadi jika data center berada di luar negeri. Di antaranya, tidak ada kedaulatan data atau rawan disalahgunakan oleh pihak lain, cadangan devisa Indonesia semakin terkuras dan ketiga jika ada masalah teknis tidak dapat diselesaikan dengan cepat.

“Jika kondisi ini dibiarkan, belanja modal dan beban operasi hanya habis untuk peningkatan kapasitas jaringan demi Netflix saja. Ini semua ditanggung Telkom. Sementara dari Netflix tak ada upaya apapun, monopoli penggunaan bandwidth oleh Netfilx saat ini sudah sangat besar dan diskriminatif,” jelas Dian Rachmawan, Direktur Wholesale & International Service Telkom.

Sejauh ini, Telkom sudah menawarkan solusi kerjasama kepada Netflix untuk menggunakan direct peering atau Content Delivery Network (CDN), namun sampai saat ini tidak ada tanggapan apapun dari pihak Netflix. Solusi tersebut bertujuan untuk mendukung upaya pemerintah meningkatkan kontribusi pajak dari penyedia OTT dari luar negeri. Selain itu, solusi tersebut juga dilakukan demi kepentingan pelanggan agar dapat menikmati seluruh layanan konten dengan nyaman dan berkualitas.

“Sikap Netflix ini berbeda dengan yang mereka lakukan di negara asalnya di mana Netflix bersedia melakukan kerjasama direct peering dengan operator setempat seperti AT&T, Comcast, dan Verizon. Kontribusi Netflix bagi perekonomian Indonesia terbilang sangat kecil, hanya lewat PPN dari pelanggan Netflix Indonesia saja. Sementara kita harus menambah kapasitas jaringan agar pelayanan terhadap pelanggan Telkom tetap terjaga,” lanjut Dian.

Telkom bersama layanan fixed broadband unggulan milik bangsa yaitu IndiHome terus berkomitmen dalam memenuhi kebutuhan digital masyarakat Indonesia, baik dari penyediaan akses konektivitas yang stabil hingga kebutuhan entertainment yang sesuai dengan moral bangsa demi terwujudnya Indonesia Maju.

Bagikan:

#BUMN Award #BBMA Award
#Anugerah BUMN 2024
#BTN Persaingan Usaha  #3000 KPR Prabowo #Talenta BSI. #Pengelolaan sampah BNI. #Akad Masal KPR BTN

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.