Peluang Indonesia di Tengah Lonjakan Penjualan Kendaraan Listrik Global

E-Magazine Januari - Maret 2025

Peningkatan penjualan kendaraan listrik (EV) di Eropa sebesar 20 persen sepanjang tahun ini menjadi sinyal positif bagi perkembangan industri otomotif global, termasuk di Indonesia. Tren ini menunjukkan bahwa permintaan kendaraan listrik terus tumbuh, membuka peluang bagi Indonesia untuk mengembangkan industri EV-nya dengan lebih serius.

Dengan dukungan kebijakan yang tepat dan infrastruktur yang memadai, Indonesia berpotensi menjadi pemain penting dalam rantai pasok kendaraan listrik dunia.

Menurut data terbaru dari Rho Motion, pertumbuhan penjualan EV di Eropa sejalan dengan tren global, di mana China mencatat kenaikan sebesar 35 persen, sementara Amerika Serikat dan Kanada juga mengalami peningkatan serupa dengan Eropa.​

Kendaraan listrik baterai (BEV) menjadi pendorong utama pertumbuhan ini dengan kenaikan 29 persen year-to-date (YTD), sedangkan kendaraan listrik hibrida plug-in (PHEV) hanya tumbuh 2 persen. Sebagian besar pasar Eropa menunjukkan peningkatan YTD, kecuali Prancis yang mengalami penurunan akibat penerapan pajak berat pada PHEV sejak Januari 2025, yang menyebabkan penurunan penjualan PHEV sebesar 48 persen YTD. Namun, penjualan BEV di Prancis naik 1 persen YTD.​

Pasar BEV di Jerman dan Inggris menunjukkan penjualan yang kuat dengan peningkatan lebih dari 40 persen YTD. Komisi Uni Eropa telah mengusulkan fleksibilitas bagi produsen mobil dan van dalam memenuhi standar emisi CO₂. Fleksibilitas ini memungkinkan produsen memenuhi target dengan merata-ratakan kinerja selama tiga tahun, membantu mencegah denda besar yang diperkirakan akan dihadapi beberapa produsen mobil.​

Boyke Lakaseru, National Manager Project ENTREV, menilai bahwa peningkatan penjualan EV di Eropa dan dunia menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan industri kendaraan listrik global. “Ini menunjukkan bahwa industri kendaraan listrik terus berkembang dengan pesat, didukung oleh inovasi dan regulasi yang semakin berpihak pada kendaraan ramah lingkungan,” ujarnya.

Menurut Boyke, Indonesia memiliki peluang besar untuk ikut serta dalam tren ini dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki serta dukungan kebijakan yang tepat. “Pasar EV Indonesia masih dalam tahap berkembang, namun data ini menjadi bukti bahwa permintaan global semakin tinggi. Jika kita bisa menyiapkan infrastruktur dan kebijakan yang mendukung, industri kendaraan listrik di Indonesia bisa tumbuh lebih cepat dan berkontribusi dalam rantai pasok global,” ujarnya.

Charles Lester, manajer data Rho Motion, menyatakan bahwa awal tahun ini menunjukkan peningkatan solid untuk penjualan EV global dengan lonjakan 50 persen pada Februari dibandingkan tahun sebelumnya. Sebagian besar pertumbuhan berasal dari China yang mengalami kebangkitan kendaraan listrik murni tahun ini dibandingkan dengan dominasi hibrida pada 2024.

“Di Amerika Utara, wilayah tersebut melihat pertumbuhan stabil sebesar 20 persen sejauh tahun ini, dengan pengemudi Amerika membeli 30 persen lebih banyak kendaraan listrik dibandingkan periode yang sama tahun lalu, memanfaatkan bulan-bulan terakhir insentif pajak IRA sebelum insentif tersebut diperkirakan akan dihentikan akhir tahun ini,” pungkasnya.

Bagikan:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.