
Jakarta, Bumntrack.co.id – Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Perhubungan, penumpang pesawat dari luar negeri yang mendarat di Indonesia wajib menjalani protokol kesehatan dasar seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun serta menjalani tes molekuler isotermal (NAAT/jenis lainnya) di bandar udara kedatangan yang hasilnya dapat diterbitkan dalam waktu kurang lebih 1 jam atau tes RT-PCR.
“Bandara Soekarno-Hatta sebagai pintu gerbang utama Indonesia telah menyiapkan lokasi dan fasilitas tes PCR bagi penumpang dari luar negeri yang baru mendarat,” kata Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno-Hatta (KKP Kemenkes), dr. Darmawali Handoko di Jakarta, Kamis (21/10).
Menurutnya, tes PCR bagi penumpang dari luar negeri telah diterapkan sejak 19 September 2021 untuk mencegah terjadinya peningkatan penularan COVID-19, termasuk varian virus SARS-CoV-2 baru yang telah bermutasi menjadi varian Alpha, varian Beta, varian Delta, varian Gamma dan varian Mu, serta potensi berkembangnya varian baru lainnya.
“Ini adalah salah satu bentuk antisipasi dan upaya untuk menghalau kasus impor [imported case] agar pandemi di Indonesia tetap terkendali,” jelasnya.
Tes yang dilakukan adalah Tes Cepat Molekuler metode Real Time RT-PCR yang hasilnya dapat diketahui sekitar 1 jam. Pengambilan sampel dilakukan ketika penumpang baru mendarat dan hasil didapat sebelum penumpang berangkat ke tempat karantina. “Hasil tes dapat diketahui sekitar 1 jam, sehingga penumpang tidak terlalu lama menunggu di bandara,” kata Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta, Agus Haryadi.
Tes PCR dilakukan di international arrival hall Terminal 3 yang tentunya memperhatikan berbagai aspek jaga jarak dan menghindarkan kerumunan termasuk didalamnya keamanan, kebersihan, kesehatan dan higienis. “International arrival hall Terminal 3 sangat luas, dan ini membantu karena ruang yang ada bisa dimanfaatkan untuk mendirikan hingga 20 bilik pengambilan sampel secara aman. Di international arrival hall juga dibuat sejumlah titik holding bay bagi penumpang untuk melakukan registrasi dan menunggu verifikasi dokumen kesehatan,” jelas Agus Haryadi.
Bandara Soekarno-Hatta saat ini tengah menyiapkan laboratorium tes berstandar Bio Safety Lab Level 2 (BSL 2) untuk pelaksanaan tes PCR yang lebih masif sehingga semakin mendukung protokol kesehatan. Melalui BSL 2, kapasitas dalam melakukan tes akan semakin banyak, hasil tes dapat diketahui lebih cepat, sehingga protokol kesehatan terjaga dan penumpang tidak terlalu lama menunggu di bandara.
“Imbauan pemerintah menerapkan protokol 5M dipatuhi masyarakat. Bandara Angkasa Pura II selalu konsisten menerapkan penumpang agar memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Selain itu, masyarakat juga terlihat mematuhi untuk membatasi mobilitas. Penerapan Biosafety Management mewujudkan safe, healthy & hygiene airport di tengah pandemi,” ujar President Director of AP II Muhammad Awaluddin.
Selain itu, penumpang dari luar negeri agar menggunakan aplikasi PeduliLindungi untuk memproses kedatangan termasuk verifikasi dokumen kesehatan dan mengisi eHAC internasional. Aplikasi PeduliLindungi ini di Bandara Soekarno-Hatta didukung dengan sistem untuk semakin mempermudah pengaturan dan penanganan di international arrival hall Terminal 3 termasuk untuk tes PCR.
Tes di Bandara Soekarno-Hatta merupakan tes yang kedua dilakukan oleh penumpang dari luar negeri. Tes PCR saat di negara keberangkatan dengan sampel maksimal 3×24 jam sebelum keberangkatan. Penumpang juga nantinya menjalani tes PCR ketiga pada hari ke-4 karantina.
“Karantina adalah protokol kesehatan penting yang harus dijalani penumpang dari luar negeri, dan pada hari ke-4 karantina juga kembali akan dilakukan tes PCR,” kata Komandan Satgas Udara Penanganan COVID-19 Kolonel Tek Sunu Eko.