Terbatasnya penyediaan air bersih masih menjadi permasalahan mendasar beberapa wilayah dan kawasan di Indonesia bahkan dunia. PT Indra Karya (Persero) sebagai konsultan konstruksi yang memiliki core business di bidang keairan, turut mengambil peran dalam membantu menyediakan sarana air bersih di wilayah kekeringan dan kesulitan akses terhadap air bersih.
Hal ini juga sebagai salah satu bentuk komitmen Indra Karya mendukung Program SDGs (Suistainable Development Goals) terkait Akses Air Bersih dan Sanitasi yang dicanangkan oleh Pemerintah. Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), rencana pemenuhan 100 persen terhadap akses air bersih dan sanitasi sehat ini harus direalisasikan tahun 2020 hingga 2024 mendatang.
Dalam mendukung program tersebut, PT Indra Karya (Persero) hadir melalui program 3 in 1 (3 Produk 1 Desa) yang terdiri dari penyediaan air bersih Smart Water, Kelola Sampah Terpadu dan Sanitasi Sehat. Salah satu program yang diluncurkan dan sedang dilakukan saat ini adalah Program Penyediaan Sarana Air Bersih berbasis teknologi Smart Water di wilayah yang mengalami kekeringan dengan kategori sedang berdasarkan data dari BNPB tahun 2019 yang berlokasi di Desa Modung, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) pada Selasa (20/10).
“Program Penyediaan Sarana Air Bersih merupakan upaya kami untuk berkontribusi dalam program SDGs terkait penyediaan akses air bersih dan sanitasi melalui program 3 in 1 (3 Produk 1 Desa). Kami membuat suatu alat berbasis teknologi yang disebut Smart Water untuk mendistribusikan air bersih dari sumber airnya dengan kapasitas tampung 100 L/Kepala Keluarga (KK) setiap harinya dan mampu memenuhi kebutuhan bagi 200 KK yang ada di desa tersebut,” ujar Corporate Secretary PT Indra Karya (Persero) Okky Suryono.
Teknologi Smart Water terintegrasi dengan Smart Card, dimana setiap warga yang memiliki kartu Smart Card tersebut bisa mendapatkan air bersih secara adil dan merata melalui pembatasan kuota kebutuhan pengisian air dari masing-masing kepala keluarga yang akan terpotong secara otomatis setelah digunakan, dengan batas maksimal kuota harian untuk pengisian air bersih 100 L/hari bagi setiap Kepala Keluarga (KK).
Penerapan Teknologi Smart Water ini menggunakan sistem mesin pompa dan perpipaan yang mengambil air melalui berbagai sumber yang dimurnikan. Penerapannya bisa menggunakan air permukaan, air sumur dalam, air bauran hujan dan bahkan air laut.
“Kami berharap teknologi ini dapat membantu pemenuhan kebutuhan air bersih layak dan sanitasi sehat yang akan kita pantau secara berkala, sehingga dapat berdampak pada peningkatan kualitas kesehatan, peningkatan perekonomian masyarakat sekitar dan geliat wisata di desa-desa yang memiliki potensi wisata,” tutup Okky.