Program TJSL Berkelanjutan dan Terintegrasi, Kurangi Sampah Sekaligus Peningkatan Pendapatan

E-Magazine Januari - Maret 2025

Bumntrack.co.id. Jakarta – Sampah merupakan masalah lingkungan yang dihadapi Kota Ambon dengan total timbunan sampah mencapai 270,56 ton per hari. Hal ini disebabkan karena sistem pengelola sampah yang kurang tepat. Jika pengelolaan sampah hanya dengan sistem tampung, angkut, dan buang maka TPA tidak akan mampu menampung semua volume sampah masyarakat sehingga mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan.

PT Pertamina Patra Niaga DPPU Pattimura sebagai perusahaan BUMN yang berlokasi di Negeri Laha, Kota Ambon, melalui Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) atau Corporate Social Responsibility (CSR) melakukan program pemberdayaan masyarakat melalui pendampingan berkelanjutan dan penguatan terhadap kelompok potensial yaitu Bank Sampah Bumi Lestari Maluku dan Kelompok PAUD Sadar Lingkungan.

“Bank sampah Bumi Lestari Maluku (BLM) sudah berdiri sejak tahun 2018 atas inisiasi para kader posyandu yang peduli terhadap kesehatan lingkungan di Dusun Air Manis, Negeri Laha. Kami berusaha mengoptimalkan peran bank sampah BLM yaitu melakukan aktivitas efektif terhadap pengolahan sampah baik organik dan juga anorganik dengan melakukan kegiatan 3R: reduce, reuse, dan recycle sehingga sampah mengalami transformasi nilai dan fungsi,” kata Community Development Office PT Pertamina Patra Niaga DPPU Pattimura, Lydia Laurencia di Jakarta, Jumat (16/09/22).

Stimulus yang diberikan yaitu memanfaatkan limbah organik seperti minyak jelantah menjadi eco-soap, mengubah sampah sayur dan buah menjadi eco-enzyme. Selain itu, memanfaatkan limbah anorganik seperti sampah plastik menjadi sofa dan meja ramah lingkungan, cermin, dan vas bunga.

“Program bank Sampah Bumi Lestari Maluku memiliki dampak luas, mencapai penyelesaian masalah lingkungan hingga peningkatan jumlah pendapatan. Pengurangan limbah sampah pada 2020 mencapai 10.873 Kg, meningkat menjadi 26.434 Kg pada tahun 2021. Sedangkan pendapatan meningkat dari Rp300.000 pada 2020, menjadi Rp1.500.000 pada 2021,” tambahnya.

Kelompok binaan selanjutnya yaitu Program PAUD Sadar Lingkungan yang terletak di Dusun Wailawa, Negeri Laha. Melihat potensi yang cukup besar dari pengurus PAUD dan orang tua siswa, pada tahun 2019, DPPU Pattimura melakukan pendampingan kepada PAUD dengan ciri khas pendidikan Sadar Lingkungan. Hal ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kesadaran masyarakat Negeri Laha, khususnya di Dusun Wailawa terhadap pengelolaan lingkungan.

“Pendidikan kesadaran lingkungan penting bagi anak usia dini karena di usia tersebut berbagai macam pondasi skill dan pengetahuan diperlukan ketika dewasa kelak,” terangnya.

Dengan adanya pendampingan PAUD Sadar Lingkungan ini diharapkan dapat membentuk insan-insan yang menginternalisasikan core value Pertamina dalam ranah pendidikan sejak dini, yaitu menjadi pribadi yang berkarakter 6C: Clean, Competitive, Confident, Capable, Creative, dan Care serta dapat menjadikan lulusan PAUD kader-kader sadar lingkungan khususnya dalam lingkup Negeri Laha.

“Pengelolaan lingkungan melalui dua program CSR ini bersifat berkelanjutan dan terintegrasi satu sama lain,” tambahnya.

PAUD Sadar Lingkungan memiliki sistem pembayaran sekolah dengan sampah dan memiliki bank sampah sendiri yang bernama Bank Sampah Edukasi yang kemudian terkoneksi dengan Bank Sampah BLM. Program pemberdayaan ini akan terus dimaksimalkan untuk menyelesaikan permasalahan sampah dari hulu ke hilir dengan melibatkan semua pihak dan berkontribusi terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dalam mengurangi limbah sampah perkotaan dan mengentaskan kemiskinan.

“Paud Sadar Lingkungan ini mampu mengurangi limbah sampai hingga 1.219 kg di 2021, meningkat tajam dari tahun 2020 yang hanya mencapai 50,6 kg. Rata-rata pendapatan Paud meningkat menjadi Rp190.000 di 2020,” tutupnya.

Bagikan:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.