Proyek EBT Indonesia Power, Mulai dari PLTA hingga PLTS Terapung

E-Magazine Januari - Maret 2025
Serangkaian kegiatan memeriah HUT ke-74 RI di PLTA Rajamandala (Foto: Eka/Bumntrack)

Cianjur, Bumntrack – PT Indonesia Power, Anak Usaha PT PLN hari ini mengelar serangkaian acara memeriahkan HUT ke-74 RI mulai dari upacara bendera, COD PLTA Rajamandala, pemberian beasiswa hingga penanaman pohon.

Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Sutijastoto mendukung usaha Indonesia Power mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) dan menjadikannya sebagai pondasi pengembangan EBT di Indonesia.

“Kedepan, Indonesia bertumpu kepada pembangkit listrik berbasis EBT, terutama Indonesia Power. Oleh karena itu Indonesia Power kita jadikan pondasi dalam pencapaian taget EBT. Masih banyak potensi PLTA yang digarap di Sulawesi, Jawa dan Sumatera. Jika EBT ini terbangun maka bisa mengurangi permasalahan lingkungan,” kata Sutijastoto di Cianjur, Sabtu (17/8).

Menurutnya, Indonesia Power memiliki kompetensi cukup bagus dalam pengembangan EBT, termasuk PLTS. Pihaknya akan terus mendorong sinergi BUMN melalui PLTS Rooftop yang dikoordinasikan dengan LEN.

“Ke depan kita akan mendorong pembangunan PLTS rooftop untuk gedung pemerintah, sosial, rumah ibadah hingga puskesmas. Indonesia Power sendiri memiliki rencana mengembangkan PLTS terapung di Saguling. Secara total kita targetkan menciptakan 300 mw PLTS per tahun. Komponen PLTS akan turun jika 300MW digarap karena demand banyak,” jelasnya.

PLT Direktur Utama Indonesia Power, M.Ahsin Sidqi mengungkapkan pihaknya sedang menyusun strategi terkait roadmap EBT termasuk PLTS. Indonesia Power memiliki rencana menggarap 18 proyek EBT seperti PLTA Rajamandala yang COD hari ini, kemudian Bakaro 3 yang akan digarap.

“Roadmap masih dalam pembahasan karena ujungnya adalah investasi. Investor akan melihat nilai ekonomisnya. Roadmap juga mempertimbangkan sinergi dengan stakeholder,” jelasnya.

Menurutnya, Indonesia Power akan segera membangun PLTS terapung. Pasalnya, jaringan transmisi dan distribusi telah tersedia berikut lahan untuk memasang PLTS. Bahkan, PLTS ini bisa digunakan sebagai pembangkit hybrid.

“Transmisi sudah siap apabila kita membangun pembangkit listrik dari solar cell. Kita bisa gunakan PLTS pada siang hari, ketika malam hari kita bisa gunakan PLTA. Jadi bisa pembangkit hybrid,” terangnya.

Pihaknya saat ini sedang fokus untuk menarik investor seperti halnya PLTA Rajamandala. Proyek tersebut dimiliki oleh 51 persen Indonesia Power, sedang sisanya Kansai.

Bagikan:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.