
Jakarta, Bumntrack – Direktur Utama PT INKA (Persero), Budi Noviantoro mengungkapkan pesanan yang masuk ke perseroan berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2019 mencapai Rp7,2 miliar. Sedangkan realisasi sampai semester I mencapai Rp132 miliar. Sementara laba setelah pajak dalam RKAP Rp103 miliar realisasinya mencapai Rp16 miliar. Untuk penjualan, RKAP 2019 ditargetkan Rp3,7 Triliun, namun realisasinya Rp1,1 triliun. Rendahnya realisasi tersebut karena proyek yang digarap PT Inka merupakan proyek jangka panjang dan multiyears baik dalam negeri maupun ekspor.
Pada tahun ini, Inka mulai mengirimkan 50 kereta tipe MG (Meter Gauge) pesanan Bangladesh Railway melalui Chittagong Port, Bangladesh pada Januari 2019. Selanjutnya pengiriman 200 kereta tipe BG (Broad Gauge) dikirimkan secara bertahap sejak Juli 2019.
“Pengiriman kereta untuk tipe MG (Meter Gauge) berjumlah 200 kereta. 26 kereta batch awal tersebut telah dikirimkan pada 24 Juli 2019 menuju Chittagong Port, Bangladesh,” ujar Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro, di Jakarta, Senin (19/8).
Secara keseluruhan, PT INKA (Persero) memproduksi 250 kereta untuk Bangladesh Railway dengan rincian yakni 50 kereta tipe BG dan 200 kereta tipe MG. Pengadaan 250 kereta penumpang tersebut merupakan hasil tender yang dimenangkan PT INKA (Persero) pada tahun 2017 dengan nilai kontrak sebesar 100,89 juta USD.
Selain untuk Bangladesh Railways, pada tahun 2018 kemarin, PT INKA (Persero) juga telah menandatangani kontrak pengadaan kereta untuk Philippine National Railways untuk 6 DMU (Diesel Multiple Unit), 3 Lokomotif dan 15 unit Kereta Penumpang dengan nilai kontrak sebesar 57,1 juta USD.
Selain ke Bangladesh dan Filipina, PT INKA (Persero) juga pernah memenuhi pesanan kereta ke luar negeri lainnya meliputi Power Generating Car (PGC) dan gerbong barang ke Malaysia; Well Wagon ke Singapura; Ballast Hopper Wagon (BHW) ke Thailand; Lokomotif ke Filipina; dan Blizzard Center Sills ke Australia.
Untuk capaian dalam negeri, saat ini proses penyelesaian 438 kereta pesanan PT KAI (Persero) serta LRT Jabodebek guna mendukung penguatan perkeretaapian dalam negeri. Dan untuk meningkatkan kapasitas guna mendukung permintaan dalam negeri maupun ekspor, PT INKA (Persero) sedang dalam tahap pembangunan pabrik kedua di Banyuwangi.
“Saat ini pembangunan pabrik Banyuwangi progresnya sudah mencapai 25 persen, mudah-mudhan ketika ulang tahun Inka pada 2020 pembangunan selesai. Saat ini Inka sudah lebih maju. Saat ini produksi rata-rata 1,5 kereta per hari. Nanti kalau pabrik baru jadi, bisa 3-4 kereta per hari,” jelasnya.
Menurutnya, pembangunan pabrik di Banyuwangi lebih menguntungkan karena lebih dekat ke pelabuhan. Sehingga apabila orientasi ekspor, pengangkutan ke pelabuhan lebih dekat.
“Pabrik di Madiun kalau mau ekspor ke Bangladesh, kereta dibawa ke Tanjung Perak dulu. Butuh 8 jam. Tetapi masih ada masalah, harus dikawal macam-macam. Kalau nanti dari Banyuwangi, langsung keluar sudah ke Pelabuhan kira-kira hanya 1,5 km. Impornya juga gampang,” terangnya.