Saling Percaya
Berpengalaman selama 23 tahun di bidang energi membawanya berlabuh di Pelindo, perusahaan yang mengelola pelabuhan. Tepatnya pada November 2018 lalu, Toto Nugroho dipercaya menjadi Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis PT Pelindo III (Persero) yang berkantor pusat di Surabaya, Jawa Timur.
Pria yang memiliki moto hidup untuk meninggalkan legacy yang baik ini berprinsip, di manapun ia ditugaskan harus menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. “Ketika saya dipercaya masuk suatu organisasi, saya bertekad untuk melakukan perubahan yang positif. Tidak hanya dilihat dari segi pendapatan, tetapi juga manajemen, karyawan serta keakraban hubungan dengan berbagai pihak. Kalau itu berhasil, maka itu menjadi kepuasan tersendiri,” urainya.
Selama 23 tahun di Pertamina, Toto berpengalaman di berbagai posisi, termasuk menjadi Dirut Petral dengan tugas khusus menutup perusahaan trading arm impor BBM di Singapura. Hingga akhinya Kementerian BUMN mengutusnya ke Pelindo III.
“Itu merupakan sebuah tantangan karena sebelumnya saya belum pernah bekerja di pelabuhan. Dulu Pelindo III terkenal sulit bekerjasama baik dengan PLN maupun Pertamina. Waktu saya masuk, dengan latar belakang di Pertamina, membuat saya bisa menerjemahkan ke teman-teman di Pelindo III. Dengan begitu, kita jadi lebih mudah mengembangkan bisnis dan kerjasama,” jelasnya.
Kerjasama ini membuahkan hasil yang signifikan. Antara lain pemberian diskon BBM dari Pertamina hingga 28 persen, diskon pelumas sebesar 14 persen hingga pengurangan kapal tunda yang secara signifikan meningkatkan laba Pelindo III. Salah satu kerjasama yang besar yaitu investasi PGN di Teluk lamong terkait pembangunan Terminal senilai USD300 juta.
“Kuncinya adalah bagaimana kita berhubungan dengan orang. Apalagi kita memiliki budaya timur. Kalau kita mengenal seseorang lebih dalam, maka akan ada rasa saling percaya. Kalau kita saling percaya, mengembangkan kerjasama jadi lebih mudah. Dan itu memang terbentuk berkat pertemanan sejak sepuluh tahun lalu yang pada akhirnya memudahkan saya untuk bekerjasama antar BUMN,” jelasnya.
Untuk menjaga tubuhnya agar senantiasa prima, lelaki yang sangat menyukai lauk sambal terong dan tempe itu rutin berolahraga tiap hari selama 30 menit. Ia juga hobi bermain bola, bulu tangkis dan tenis meja, meskipun saat ini sulit dilakukan karena ia harus membagi waktu antara Jakarta dan Surabaya.
“Saya benar-benar harus disiplin, minimum lari 30 menit. Kalau ada waktu, bisa main pingpong. Sedangkan Sabtu Minggu diisi bersama istri. Nah saat ini, istri hobi naik gunung. Mau tidak mau, kita pacaran lagi sambil naik gunung seperti ke Dieng, Bromo,” ungkapnya.
Mendaki gunung membuatnya bebas menikmati keindahan alam. Pikirannya pun kembali fresh setelah dirudung pekerjaan yang selalu menantang, seraya bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan. “Janganlah mengejar sesuatu yang sifatnya pekerjaan terus-menerus. Kita melihat alam, ciptaan yang Maha Kuasa begitu indah menjadi energi tersendiri,” pungkasnya.