Sinergi BUMN-Swasta Demi Perbaikan Dunia Usaha
Terpilihnya Erick Thohir sebagai Menteri BUMN tidak diragukan para pengusaha swasta karena mereka sudah mengetahui dan mengenal baik rekam jejaknya sebagai pengusaha yang memiliki exposure di dalam dan luar negeri. Sosok Erick Thohir dinilai memahami dinamika ekonomi.
Salah satu yang dikeluhkan para pengusaha swasta, selama ini mereka kerap terhambat lantaran masih adanya ego sektoral. Di antaranya masih ada menteri sulit diajak berkomunikasi alias tidak terbuka terhadap opini pihak lain. Akibatnya mucul inefisiensi dalam hal kebijakan maupun implementasinya. Hal yang prioritas dilakukan Kementerian BUMN terkait sinergi BUMN dan swasta, tentunya terkait dengan penyederhanaan birokrasi yang banyak, maupun perizinan yang selama ini masih kompleks. Ini semua hanya bisa dilakukan bila kita melakukan sinergi. Hal lain yang juga penting adalah bagaimana kita terus membangun human capital yang begitu luar biasa dan memiliki potensi besar. Ini harus segera dilakukan agar bonus demografi yang ada sekarang benar-benar dapat dirasakan manfaaatnya dalam kurun masa yang panjang.
Keberadaan Erick Thohir sebagai Menteri BUMN juga akan memperkuat komunikasi maupun sinergi para pengusaha swasta dengan para BUMN yang ada di bawah Kementerian BUMN. Dengan demikian diharapkan kondisi dunia usaha di Indonesia akan menjadi lebih baik. Komunikasi yang terjalin baik dan dilakukan secara terus-menerus merupakan sesuatu yang penting dalam rangka menyikapi dinamika ekonomi yang sedang terjadi pada saat ini. Dengan demikian, akan tercipta pembangunan yang berkelanjutan sehingga sinergi BUMN dan pengusaha semakin lama akan semakin baik. Pandangan tersebut diungkapkan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rosan Perkasa Roeslani.
“Hingga sekarang, hubungan baik tersebut masih terjalin. Kami pun sudah saling mengenal sejak di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sudah sering bekerjasama dalam banyak hal. Terlebih Pak Erick merupakan Ketua Komite Bidang Bilateral Kadin sehingga saya sangat meyakini Pak Erick memahami bagaimana menciptakan sinergi dunia usaha swasta dengan BUMN untuk menciptakan pembangunan yang berkesinambungan dan berkelanjutan,” jelasnya saat serah terima jabatan Menteri BUMN (23/10/2019).
Ditambah lagi sebagai pengusaha, Erick dikenal memiliki pemikiran luar biasa. Ia juga sangat mengerti, untuk mengembangkan perekonomian di negara seperti Indonesia ini harus dilakukan secara bersama-sama. Karena itu kerjasama antar BUMN dan swasta merupakan hal mutlak yang harus dilakukan. Para teman pengusaha swasta pun bersemangat untuk membangun sinergi ini.
Namun yang menjadi kuncinya, tegas Rosan, adalah komunikasi harus dilakukan secara intesif dan terus-menerus antara BUMN dan para pengusaha swasta. Sinergi tersebut akan terus terbangun dengan baik. Salah satu bentuk sinergi tersebut, bukan hanya mengerjakan bisnis secara bersama antara BUMN dan pengusaha swasta, tetapi bisa juga dengan memberikan masukan yang bersifat konstruktif kepada Kementerian BUMN. Masukan konstruktif tersebut bisa untuk jangka panjang, menengah dan pendek. Bagi Rosani, sinergi ini harus berjalan dan saling melepaskan baju ego sektoral masing-masing.
Memperkuat Kolaborasi
Banyak sekali sektor usaha yang menarik untuk digarap bersama antara BUMN dan perusahaan swasta, hanya saja kita kembalikan kepada sektor yang menjadi prioritas pemerintah. Di antaranya pembangunan pada sektor infrastruktur yang dapat dikomunikasikan pemerintah kepada kalangan dunia usaha swasta. Yang juga perlu dipahami, BUMN hakikatnya merupakan sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT) di mana tetap mempunyai keterbatasan. Di sisi lain, dalam menjalankan usahanya, BUMN juga harus mengacu pada transparansi, GCG, peraturan pemerintah, serta rasio-rasio yang juga harus dipenuhi. Pihaknya ingin agar sinergi antara BUMN dan swasta yang selama ini sudah baik bisa lebih ditingkatkan.
Bentuk kerjasama misal BUMN yang memiliki portfolio yang sudah jadi, asetnya di-recycle agar lebih produktif. Lalu mereka membangun kembali proyek infrastruktur lain yang bisa bekerjasama dengan pihak swasta. Begitu pula dengan banyak hoding BUMN yang dibentuk pemerintah yang membuat bisnis BUMN menjadi lebih kuat dan memiliki daya saing lebih besar. “Bila BUMN kuat, tentu akan bisa menggandeng perusahaan swasta untuk bekerja sama dalam bidang-bidang yang mungkin dari sisi resources mereka belum kuat,” jelas Rosan.
Rosan pun menginginkan agar holding BUMN bisa menjadi salah satu pemain bisnis global. Ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo dan seperti yang disampaikan Erick Thohir. BUMN jangan hanya menjadi jago kandang, jadilah pemain global. Dirinya meyakini, BUMN Indonesia mampu menjadi pemain global, paling tidak untuk tingkat regional.
Rosan mencontohkan BUMN perbankan, misalnya, merupakan sektor usaha yang paling cepat bisa didorong menjadi pemain global. “Kita punya Bank Mandiri, BRI, BNI dan BTN. Bila empat BUMN perbankan tersebut bisa dikonsolidasikan secara baik, akan mampu menjadi pemain regional, otomatis menjadi number one. Melihat size ekonomi kita semakin besar otomatis pendanaan yang dibutuhkan juga semakin besar,” ungkapnya.
Terkait dengan BUMN yang masih memiliki rapor merah, menurut Rosan, kita harus memahami bahwa dalam dunia usaha ada up and down. Bagi BUMN tersebut, ia yakin dapat diselesaikan secara baik. Bisa dengan cara direstrukturisasi, upsizing, downsizing ataupun merger. Namun pembenahan tersebut harus dilakukan dalam jangka panjang (long term). Ia berharap akan tercipta pembangunan yang berkelanjutan dan sinergi yang dibangun antara BUMN dan swasta semakin lama akan semakain baik. Mengingat potensi bisnis di Indonesia sangat besar sehingga kita harus dikolaborasikan bersama, sehingga kerjasama BUMN dan swasta merupakan hal mutlak yang harus dilakukan. Sedangkan terkait kultur bisnis antara perusahan BUMN dan swasta, itu tidak akan menjadi masalah sepanjang dikomunikasikan secara intensif dan baik. Kuncinya adalah komunikasi dan adanya pertemuan secara teratur, serta teru