Teknologi dan IoT, Solusi Mewujudkan Kemutakhiran Gula Negara
Jakarta, Bumntrack.co.id – Sejarah mencatat bahwa Indonesia pernah mencapai masa keemasan industri gula di Pulau Jawa pada tahun 1930, yakni mampu menghasilkan 2.9 juta ton gula dengan luas areal sebesar 197 ha.
“Namun sejak tahun 1970 Indonesia tercatat menjadi negara net importir gula hingga saat ini, suatu keterpurukan bagi perjalanan industri gula,” kata Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara, PTPN III (Persero), Dr. Muhammad Abdul Ghani dalam pembukaan Webinar Mewujudkan Modernisasi Gula Negara Seri 3 dengan topik Teknologi Off Farm dan IoT dalam Mendukung Kemutakhiran Industri Gula, Kamis (25/11)
Industri gula khususnya di lingkup PTPN menghadapi masalah yang cukup kompleks. permasalahan tersebut tidak hanya berada pada tataran on farm tapi juga off farm, sehingga berdampak pada tingkat efisiensi dan produktivitas gula yang rendah dan tidak kompetitif.
“Saya meyakini bahwa kunci swasembada gula adalah perbaikan produktivitas tebu petani, karena petani menjadi kunci kesuksesan, maka petani tebu ditempatkan sebagai subjek yang harus diberdayakan, sehingga meningkat kesejahteraannya,” jelas Ghani.
PT Riset Perkebunan Nusantara sebagai penyelenggara webinar Mewujudkan Modernisasi Gula Negara Seri 3 mengundang narasumber dari pihak perbankan yakni, Kholis Amhar sebagai Departement Head of Digital Banking Development & Operation Division Bank BRI, akademisi dari Universitas Sriwijaya Dr. Ir. Bhakti Yudho Suprapto, ST. MT. IPM, CEO Independent Research and Advisory Indonesia (IRAI), Lin Che Wei, CFA dan Kepala Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia, Dr. Edy Suprianto.
Dalam paparan keempat narasumber, terdapat beberapa masalah dan tantangan yang dihadapi oleh petani dan pabrik gula, yakni produktivitas yang rendah karena permasalahan dari On-Farm maupun Off-Farm, kesulitan petani dalam akses permodalan yang sustainable, Volatilas harga gula serta terdapat isu transparansi dan konflik kepentingan industri gula, dan tantangan optimalisasi penggunaan energi dan bahan baku serta utilitas aset. Sehingga penggunaan teknologi yang terintegrasi berbasis Internet of Things (IoT) menjadi salah satu solusi dalam memutakhirkan industri gula.
Bank BRI sendiri dalam penggunaan teknologi dan IoT telah meluncurkan TebuChain sebagai solusi digital berbasis BlokChain, untuk mendukung sustainability ekosistem tebu dan gula, yang terintegrasi dengan layanan perbankan yang telah bekerja sama dengan PTPN XI dan membuka kesempatan kerjasama yang lebar bagi PTPN dan pabrik gula lainnya.
Akademisi Universitas Sriwijaya, Dr. Ir. Bhakti Yudho Suprapto mengatakan, teknologi dan IoT memiliki keuntungan bagi industri gula yakni proses monitor semua proses pengolahan lebih mudah, memudahkan servis terhadap customer, hemat waktu dan uang serta meningkatkan pendapatan, meningkatkan produktivitas gula, serta mengintegrasikan dan menyesuaikan model bisnis di industri gula.
Lin Che Wei dari IRAI mengatakan bahwa semua produsen gula memiliki visi untuk menciptakan pabrik gula yang agile, yakni pabrik gula yang proses produksinya dengan cepat menyesuaikan dengan perubahan lingkungan dan permintaan pasar. “selama ini, sistem operasi yang diterapkan di produsen gula belum terintegrasi secara penuh, baik dalam mata rantai vertikal maupun horizontal, sehingga penerapan teknologi digital sangat dibutuhkan. Digitalisasi dapat menciptakan platform pengumpulan data dan penghubung antar value chain. sedangkan otomatisasi dapat menghasilkan produktivitas yang lebih baik, kualitas lebih seragam dan tingkat utilisasi pabrik yang tinggi,” papar Lin Che Wei.
Solusi pemanfaatan teknologi dan IoT juga disampaikan oleh Kepala Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) yakni dengan menggunakan aplikasi NIRS dalam pengawalan proses pengolahan untuk mendapatkan proses produk gula yang diharapkan, tentu dengan melibatkan pabrik-pabrik gula dari berbagai lokasi. “penambahan input teknologi dalam pengolahan tebu menjadi gula diarahkan untuk meminimalisir losses dan penghematan energi, tentu dengan outup yang diharapkan berupa peningkatan produktivitas (rendemen), kualitas hasil, serta efisiensi dalam pengolahan” paparnya.
Menutup webinar Mewujudkan Modernisasi Gula Negara seri 3, Direktur PT Riset Perkebunan Nusantara DR Iman Yani Harahap mengatakan bahwa, kita masih memiliki peer besar untuk mengintegrasikan pengolahan gula mulai dari On Farm hingga ke Off Farm. Oleh karena itu PT Sinergi Gula Nusantara yang merupakan SugarCo dari sub holding PTPN III, diharapkan mampu berperan dalam mewujukan cita-cita transformasi gula PTPN kedepannya.
Webinar Mewujudkan Modernisasi Gula Negara seri 3 dengan topik Teknologi Off Farm dan IoT dalam Mendukung Kemutakhiran Industri Gula dapat disaksikan kembali melalui Youtube Riset Perkebunan Nusantara.