Jakarta, Bumntrack.co.id – PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau PT INTI berhasil mencetak rekor kinerja dalam sejarah Perusahaan setelah mencatatkan Laba Tahun Buku 2024 (audited) sebesar Rp960,6 miliar.
Angka ini merupakan bukti sukses implementasi restrukturisasi keuangan serta Zero Significant Deficiency and Control Deficiency yang dilakukan selama tiga tahun terakhir.
“Alhamdulillah, rekor kinerja ini adalah bentuk komitmen PT INTI (Persero) yang telah berhasil ’menghijaukan’ buku Perusahaan. Hal tersebut pun divalidasi dengan Opini Laporan Keuangan Konsolidasian ‘Wajar Dalam Semua Hal Material’ untuk tiga tahun berturut-turut,” tutur Vice President Corporate Secretary PT INTI (Persero), Gema Alfarisi Deri dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (20/06/25).
Untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2024 (audited), PT INTI (Persero) berhasil mencatatkan Net Profit positif sebesar Rp 960,6 miliar.
Selain itu, korporasi pun sukses mencatatkan perolehan Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) yang signifikan mencapai Rp 974,54 miliar, serta perbaikan nilai Ekuitas menjadi sebesar Rp 267,72 miliar.
Pencapaian ini merupakan hasil dari implementasi restrukturisasi keuangan serta Zero Significant Deficiency and Control Deficiency yang dilakukan secara komprehensif selama tiga tahun terakhir, sekaligus mencerminkan dukungan Kreditor terhadap Perusahaan yang masih tinggi.
Vice President Internal Audit Group PT INTI (Persero) Erik Arfiansyah ikut menambahkan bahwa Zero Control Deficiency and Significant Deficiency yang diterapkan oleh PT INTI (Persero merepresentasikan bahwa tidak ada kekurangan atau celah yang signifikan dalam aspek pengendalian karena semua pengendalian internal yang dirancang dan diimplementasikan telah berjalan dengan efektif.
Selain itu, lanjut Erik, implementasi Zero Control Deficiency dan Significant Deficiency inipun menggambarkan bahwa Perseroan tidak mengalami Material Weakness atau kekurangan pengendalian dengan tingkat keparahan tertinggi dan membutuhkan perbaikan segera, sehingga Perseroan dapat dipastikan telah memiliki sistem kontrol yang memadai untuk memverifikasi keakuratan data pencatatan laporan keuangan dan tidak terdapat salah saji material dalam laporan keuangan Perusahaan.
”Artinya, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan Perseroan sudah cukup baik,” ujar Erik.
Pencapaian tersebut pun tak lepas dari Pengawasan Melekat (Waskat) yang dilakukan secara berkesinambungan oleh Direksi Perseroan terhadap tata kelola Perusahaan.
Hal tersebut disertai pula dengan pencanangan target oleh Direktur Utama kepada Internal Auditor Group untuk menjaga dan memastikan pengendalian internal berjalan efektif dengan indikator pencapaian Zero Significant Deficiency and Control Deficiency.
Targetnya, pencapaian eksisting ini akan terus ditingkatkan melalui Proses Pengawasan Internal serta tradisi Zero Significant Deficiency and Control Deficiency terhadap 80% kinerja utama Perseroan.
”Sehingga peran internal audit group tidak mulai ketika suatu proses itu beres, akan tetapi berperan juga sebagai katalisator bisnis Perusahaan,” pungkasnya.