
Jakarta, Bumntrack.co.id – Dalam upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap emiten sekaligus meningkatkan literasi keuangan Pasar Modal ke kalangan investor muda, Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) “The Investor Club” Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) melakukan kunjungan lapangan (site visit/company visit) ke PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC). Site visit ini untuk mengetahui keadaan perusahaan secara langsung, sehingga mahasiswa mengetahui keadaan perusahaan tersebut. Agar mahasiswa lebih termotivasi untuk melakukan investasi terutama berinvestasi di saham perusahaan PT Indonesia Kendaraan Terminal, Tbk (IPCC).
“Kegiatan ini sangat membantu anak-anak dalam memahami bisnis emiten secara langsung sehingga mereka bisa paham bagaimana emiten menjalankan bisnisnya. Selain itu, juga mempersiapkan mereka kelak di dunia kerja sehingga nantinya tidak gagap dalam dunia kerja. Dan yang lebih penting lagi ialah memberikan rasa kepercayaan diri untuk mau berinvestasi di saham IPCC,” kata Iis Ismawati selaku Direktur Galeri Investasi/Pembina KSPM “The Investor Club” Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
“Di IPCC kegiatan utamanya ialah bongkar muat kendaraan. Sementara, untuk kargo lainnya ditangani oleh anak usaha Pelindo II lainnya. Pencapaian hingga September 2019 terlihat adanya penurunan terutama dari aktivitas bongkar muat alat berat seiring berkurangnya aktivitas impor dan ekspor alat berat. Di sisi lain, CBU masih bertumbuh dua digit seiring meningkatnya aktivitas ekspor kendaraan, terutama ke Filipina, Vietnam, bahkan hingga ke Middle East,” kata Direktur Operasi IPCC, Indra Hidayat Sani dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (8/11).
Investor Relation IPCC, Reza Priyambada menyampaikan bahwa penurunan saham IPCC hingga 50 persen dari harga IPO disebabkan karena berbagai hal, salah satunya pelaku pasar belum banyak yang mengetahui bisnis kepelabuhan dan memang belum ada benchmark perusahaan Tbk lain yang sama yang bergerak di car terminal.
“Selain itu, penurunan alat berat yang memiliki margin usaha cukup besar cenderung turun sehingga berimbas pada potensi kenaikan pendapatan yang diharapkan. Namun demikian, masih eksisnya kegiatan ekspor CBU masih positif pada kinerja operasional dan keuangan IPCC,” kata Reza.