
Jakarta, Bumntrack.co.id – Merayakan Hari Ulang Tahun yang pertama, LinkAja menggelar webinar yang diikuti oleh stakeholder dan pemegang saham. Semua pihak optimis, LinkAja akan terus berkembang sebagai sarana pembayaran cashlesh di berbagai sistem. Salah satunya pembelian BBM di SPBU Pertamina.
“Sejak 2018, Pertamina memiliki dua layanan pembayaran digital, lewat Mypertamina dan digital payment via LinkAaja. Saat ini kita terus mendorong digital payment menggunakan backbone Linkaja. Upaya yang dilakukan Pertamina cukup besar, mulai dari digitalisasi SPBU hingga layanan LPG menggunakan e-payment. Hasilnya, saat ini transaksi sehari mencapai Rp1,5 triliun yang terdiri dari Rp1 trilun dari jual BBM melalui SPBU sedangkan Rp400 miliar dari jualan LPG. LinkAja belum besar, tapi trennya bagus,” kata Direktur Pemasaran Ritel, Masud Khamid dalam teleconference di Jakarta, Rabu (15/7).
Transaksi Mypertamina dan LinkAja memilki tren yang meningkat. Ditargetkan digitalisasi di Pertamina selesai di akhir Juli, termasuk Linkaja sebagai backbone pembayaran. Pertamina juga melakukan bundling promo dengan berbagai pihak, termasuk mytelkomsel agar cashless society segera terbentuk.
Disisi lain, VP Komersial PT Kereta Commuter Indonesia Karina Amanda menyatakan KCI telah menerapkan transaksi non tunai sejak 2013. “Ketika Pandemi Covid-19 melanda, terjadi peningkatan penggunaan transaksi via LinkAja sekitar 30 persen. Selain itu, kami juga terus menghimbau penumpang untuk menggunakan transaksi non tunai agar mengurangi penyebaran Covid-19,” jelasnya.
Saat ini, ekosistem cashless telah mencapai 70 persen. Para penumpang KRL mayoritas sudah menggunakan uang elektronik sebagai sarana pembayaran sehingga dalam masa new normal. Untuk itu, KCI memiliki program baru untuk menambah gate khusus di tiga stasiun yaitu Bogor, Cilebut dan Cikarang.
“Respon masyarakat cukup baik, dalam kondisi normal ada satu juta penumpang KRL, namun new normal ada 400.000 penumpang per hari. Sebanyak 70 persen sudah menggunakan uang elektronik,” terangnya.
Direktur Marketing LinkAja, Edward Kilian Suwignyo mengungkapkan bahwa saat ini masyarakat telah memulai melakukan penyesuaian dari awalnya transaksi fisik jadi cashless. Namun demikian, PSBB turut memberi dampak penurunan transaksi di merchant.
“Mulai Juni awal sudah ada penyesuaian kebiasan baru, merchant memang turun tapi ada akselerasi penerimaan pembiayaan lewat QRIS yang cukup banyak karena lebih aman,” katanya.
Menurutnya, masyarakat mulai bergeser dari transaksi offline ke online. Hal itu terlihat dari transaksi di merchant (offline) menurun tetapi transaksi digital online naik tajam. Seperti pada fitur e-commerce, dan utilitas. Masyarakat tetap butuh untuk pembelian pulsa, token listrik, pembayaran PDAM.
“Masyarakat sudah mulai sadar, transaksi online lebih aman. Transaksi favorit saat ini adalah transaksi yang berhubungan dengan e-comerce dan utilitas. Sebelumnya banyak masyarakat beli pulsa, token listrik bayar e-commerce harus keluar rumah. Nah akhirnya karena PSBB, banyak masyarakat menggunakan fitur Linkaja. Fasilitas multipayment itu sudah ada di ponsel mereka, tetapi tidak Digunakan. Nah karena PSBB akhirnya mereka mencoba untuk melakukan transaksi,” pungkasnya.