Umar Fahmi : Sentuhan Informal

E-Magazine Januari - Maret 2025
Umar Fahmi, Direktur Utama PT Pertamina Training and Consulting.

Menurut Direktur Utama PT Pertamina Training and Consulting Umar Fahmi, ada tantangan tersendiri dalam mengomando anak perusahaan PT Pertamina (Persero) kategori Finance and Services yang bergerak di bidang pengelolaan SDM dan fokus mengembangkan human capital ini. Apa itu? “Karena lebih banyak mengurusi orang, kita jadi lebih banyak menggunakan perasaan ketimbang angka-angka,” ujarnya. Sukanya, ia yang sejak Agustus 2017 didapuk sebagai Dirut dari perusahaan yang dikenal dengan nama PTC itu, menjadi punya banyak teman dan relasi dari Sabang hingga Merauke.

Soal membangun kedekatan dengan karyawan, Umar berpendapat bahwa sentuhan informal adalah cara paling efektif. Salah satunya, melalui olahraga. Tidak percaya? Dari kegiatan nonformal ini, berbagai ide segar lahir dari level terbawah. Salah satunya, lewat agenda senam yang dilakukan rutin setiap hari Jumat. Nah, khusus di hari Jumat yang jatuh di akhir bulan, mereka kerap mempererat hubungan dengan mengadakan syukuran bagi karyawan yang berulang tahun pada bulan itu.

Di sinilah, pria kelahiran 26 Oktober 1961 ini memanfaatkan peluang untuk menyampaikan pesan. “Dulu, perayaan ulang tahun hanya dilakukan untuk kalangan direksi. Padahal semua orang kan pasti ulang tahun,” ujar penggemar olahraga pingpong dan tenis yang berprinsip menjalankan amanah dengan ikhlas dengan tujuan untuk melayani masyarakat itu.

Sang Dirut yang memaknai jabatan sebagai amanah dan tanggung jawab itu memilih untuk memberi contoh ketimbang menuntut hak kepada karyawan. Apalagi, tugas yang diemban menyangkut pelayanan. “Saya memaknai amanah ini sebagai kesempatan untuk mengabdi dan melayani negara dan masyarakat dengan seikhlas-ikhlasnya. Ini kesempatan untuk memberikan yang terbaik,” ungkapnya.

Sementara untuk membangun kedekatan dengan keluarga, ia juga punya agenda rutin. Yakni, melakukan video call bersama seluruh keluarganya selepas magrib. Rutinitas ini sudah menjadi kesepakatan bersama yang tidak tertulis. Cara tersebut harus dilakukan mengingat ia dan istri tinggal berjauhan dengan ketiga anaknya.

Si sulung misalnya, saat sedang berada di Garut, sementara si bungsu sedang menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. “Yang penting say hello dengan anak-anak meski tidak lama. Bisa lihat wajah mereka, apakah ada yang senyum atau cemberut,” katanya menutup perbincangan.

Bagikan:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.