
Jakarta, BUMN TRACK – PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) bersama PT Karya Bakti Parahyangan (KBP) mengembangkan Kantin (Kafetaria) berbasis teknologi Modular di lingkungan kampus UNPAR.
WEGE menandatangani surat perjanjian kerjasama ini dengan PT Amertha Sinergi Parahyangan (ASP) yang sekaligus anak perushaan KBP. Acara ini berlangsung di Gedung Yayasan UNPAR jalan Ciumbuleuit no.102 Bandung.
Pada prosesi penandatangan perjanjian kerjasama ini dihadiri oleh anggota pengurus Yayasan UNPAR lr. G. Widjonarko Tanuwibowo, Seretaris Universitas Sylvia Yazid Ph.D, Komisaris Utama KBP Mangadar Situmorang, Ph.D., Direktur Utama KBP Ir. Doddi Yudianto, Ph.D., Direktur Keuangan KBP Anggraini Winoto, S.E., MBA., Direktur Utama ASP Dr. Maria Widyarini beserta jajaran. Sedangkan dari pihak WEGE turut hadir Direktur Utama WEGE Hadian Pramudita, Direktur Operasi 1 Bagus Tri Setyana, Direktur Pemasaran dan QHSE Dwi Purnomo.
“Kami sangat berterima kasih terhadap respon WEGE dalam menindaklanjuti program pengembangan Kafetaria di lingkungan Kampus UNPAR. Dan kami juga berharap lewat kerjasama ini dapat menciptakan peluang baru untuk bisa terus berkolaborasi,” kata Direktur Utama KBP Ir. Doddi Yudianto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (14/5/24).
Pembangunan pengembangan kafetaria ini disambut baik oleh semua pihak baik dari Yayasan UNPAR, Universitas, KBP, ASP maupun WEGE. WEGE dalam kerjasama ini hadir dalam bentuk Corporate Social Responcibility yang masuk dalam lingkup WEGE Peduli. Langkah ini diambil demi memberikan edukasi serta informasi tentang teknologi Modular yang menjadi pilihan dalam membangun ruang dengan cepat, ramah lingkungan serta tanpa limbah konstruksi.
“Kerjasama ini masuk dalam program CSR WEGE Peduli. Kenapa WEGE Peduli, di sini kami memang terlihat hanya membangun, tetapi kami ingin melihat generasi penerus (Mahasiswa) khususnya UNPAR dapat merasakan manfaat ruang demi kehidupan yang lebih baik. Dan secara tidak langsung kami memberikan pembelajaran bahwa teknologi Modular ini dalam dunia konstruksi adalah ilmu yang belum banyak diketahui dan dipelajari di Indonesia. Dan kami rasa Langkah ini adalah tindak lanjut yang baik dalam mengenalkan metode kerja yang ramah lingkungan,” jelas Hadian.
Disamping itu, pihak UNPAR juga memberikan gambaran (master plan) untuk pengembangan kampus UNPAR di Cikamuning. Pengurus Yayasan pun berharap pengembangan Kampus UNPAR ini dapat dikolaborasikan dengan WEGE kedepannya baik itu pembangunan Gedung baru maupun Dormitory.
“Tentunya sangat diharapkan kafetaria yang dibangun ini dapat memberikan nilai positif bagi semua. Dan kami memiliki mimpi yang cukup besar selain pengembangan Kafetaria ini yaitu pengembangan Kampus UNPAR di Cikamuning, besar harapannya bahwa WEGE bisa Kembali berkolaborasi untuk mewujudkan mimpi kita,” jelas Widjonarko.
Pada kesempatan sebelumnya, WEGE sharing mengenai ‘Sustainable Construction’ pada acara Mega Build Indonesia yang ke-21 dengan tema ‘Sustainable Futures: – Connection, Collaboration dan Elaboration. Acara ini berlangsung mulai dari 9- 12 Mei 2024 di Jakarta Conventions Center.
Di sinilah WEGE berkesempatan untuk memberikan pemaparan informasi mengenai metode kerja dengan menggunakan teknologi Modular.
Dipaparkan langsung oleh Direktur Operasi (DOP) 1 WEGE Bagus Tri Setyana dengan materi ‘Sustainable Construction’, materi ini tidak hanya berisi tentang teknologi serta penerapannya pada setiap proyek WEGE tetapi juga memperlihatkan rekan bisnis WEGE serta menjelaskan mengenai dampak positif di masa depan. Selain menggunakan teknologi berbasis Modular, WEGE juga menerapkan system Building Information Modeling (BIM) di disetiap proyeknya.
“WEGE sebagai pelaku konstruksi atau kontraktor tidak hanya sekedar membangun sebuah bangunan secara fisik, tetapi juga membangun masa depan. Inilah yang harus dipikirkan dan ingat temen-temen disini, sebagai pewaris tongkat penerus penggiat jasa konstruksi di Indonesia harus siap untuk membangun masa depan yang berbeda, yang lean konstruksi, yang peduli terhadap lingkungan serta berkelanjutan. Kami lewat teknologi Modular serta BIM ini mencoba menjawab tantangan konstruksi masa depan Indonesia, metode kerja yang diciptakan sebagai bangunan permanen dengan mengikuti kaidah bangunan yang berlaku di Indonesia serta sudah bersertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN),” jelas Bagus.
Untuk itu, WEGE bertransformasi demi menghadapi tantangan masa depan dengan menuju sustainable construction yang mempertimbangkan pengendalian terhadap dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan. Karena itu WEGE berkomitmen dalam penggunaan sumber daya efektif melalui digitalisasi dan BIM, pengendalian dampak lingkungan dengan dekarbonisasi menuju net zero emission serta pengendalian limbah konstruksi melalui penerapan lean construction secara menyeluruh.