Faik Fahmi: ‘Customer Experience Global Summit 2019’ Bukti AP1 Berstandar Internasional

E-Magazine Januari - Maret 2025
Direktur Utama Angkasa Pura 1, Faik Fahmi (Foto: Eka/Bumntrack)

Jakarta, Bumntrack – Direktur Utama Angkasa Pura 1, Faik Fahmi mengungkapkan Indonesia akan menjadi penyelenggara forum Customer Experience Global Summit 2019 yang akan digelar di Bali pada 2-5 September 2019 mendatang. Pertemuan prestisius pengelola bandara tingkat dunia ini akan membahas mengenai topik-topik utama terkait pelayanan untuk mengeksplorasi penciptaan pengalaman pelanggan oleh seluruh komunitas pengelola bandara dan mendapatkan perspektif yang lengkap dari setiap proses pelayanan bandara yang bersentuhan langsung dengan pengguna jasa bandara.

“Airports Council International (ACI) merupakan satu even internasional yang tahun lalu digelar di Kanada. Acara ini merupakan even seluruh komunitas bandara berkumpul untuk berdiskusi dan bertukar pengalaman terkait tren yang muncul dalam pengelolaan bandara. Ini seperti IATA-nya airlines,” kata Direktur Utama Angkasa Pura 1, Faik Fahmi di Jakarta, Selasa (20/8).

Menurutnya, acara tersebut bakal dihadiri 400 delegasi pengelola bandara seluruh dunia. Selain itu, hadir juga pembicara bertaraf internasional. Angkasa Pura I bisa menjadi penyelenggara kegiaatn tersebut merupakan sebuah kehormatan sekaligus kebanggaan karena salah satu BUMN bisa mengelola even tingkat dunia. “Ini menunjukkan kita tidak kalah dengan pengelola bandara kelas dunia,” jelasnya.

Dalam acara tersebut, 10 bandara PT Angkasa Pura I memperoleh akreditasi Airport Customer Experience Accreditation Program dari ACI. Ini menjadikan Angkasa Pura I sebagai operator bandara pertama di Asia-Pasifik yang mayoritas bandaranya mendapatkan pengakuan atas komitmen peningkatan pengalaman pelanggan dari lembaga kebandarudaraan prestisius dunia yang berbasis di Montreal, Kanada.

Adapun kesepuluh bandara Angkasa Pura I yang berhasil memperoleh akreditasi yaitu Bandara I Gusti Ngurah Rai – Bali, Bandara Juanda – Surabaya, Bandara Sultan Hasanuddin – Makassar, Bandara SAMS Sepinggan – Balikpapan, Bandara Jenderal Ahmad Yani – Semarang, Bandara Sam Ratulangi – Manado, Bandara El Tari – Kupang, Bandara Pattimura – Ambon, Bandara Adi Soemarmo – Solo dan Bandara Internasional Lombok – Praya.

“Akreditasi ini penting untuk meningkatkan pelayanan Angkasa Pura kepada penumpang. Kita sengaja mengambil standar global agar bisa setara internasional.
Harapannya 14 bandara bisa mendapatkan akreditasi secara bertahap,” tambahnya.

Saat ini Angkasa Pura 1 sedang sibuk meningkatkan kapasitas menjadi 130 juta penumpang di semua bandara. Peningkatkan kapasitas ini harus dibarengi dengan peningkatan pelayanan serta peningkatan SDM. “Ini untuk mengejar standar kelas dunia dengan tetap mengedepankan keanekaragaman budaya,” terangnya.

Lesunya penerbangan maskapai berpengaruh terhadap pendapatan Angkasa Pura 1. Menyikapi hal tersebut, perseroan mendorong peningkatan revenue melalui pendapatan Non-Aero. “Pendapatan Aero turun mencapai 19 persen, namun pendapatan Non-Aero naik. Secara total masih ada peningkatan pertumbuhan pendapatan sekitar 2,7 persen. Sampai Juni 2019, laba mencapai Rp870 miliar,” pungkasnya.

Bagikan:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.