
Jakarta, Bumntrack.co.id – Sepanjang semester I/2021, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, atau emiten dengan kode saham BBNI, mencetak kinerja yang solid dan konsisten melampaui kinerja perusahaan sebelum pandemi. Beberapa poin dapat menjadi catatan pendukung bagi investor BBNI adalah Pertama, Perseroan termasuk entitas bisnis keuangan yang terdepan dalam melaksanakan transformasi digital untuk mempersiapkan pondasi bisnis di masa depan. Kedua, Perusahaan juga melakukan transformasi secara menyeluruh menjadi bank yang berfokus pada profitabilitas. Ketiga, BBNI memiliki valuasi atraktif yang belum mencerminkan kondisi fundamental sebenarnya.
“Dari sisi transformasi, BNI juga kini sudah berbeda dengan kondisi satu atau bahkan dua tahun yang lalu, didukung upaya transformasi yang terus berjalan pada aspek penguatan permodalan, digitalisasi, serta perbaikan kualitas aset. Dalam jangka Panjang, upaya transformasi ini diarahkan untuk membawa BNI menjadi bank dengan profitabilitas yang tinggi di industri. Sementara dari sisi valuasi, rasio Price to Book Value (PBV) BBNI masih di kisaran 0,8x, belum mencerminkan kondisi fundamental yang sebenarnya,” kata Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini dalam public expose secara virtual ditulis Kamis (9/9).
Perseroan menghasilkan Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan atau Pre-Provisioning Operating Profit (PPOP) yang terus tumbuh dalam 5 kuartal terakhir, dimana pada Semester I – 2021 mencapai Rp16,1 triliun. PPOP ini didukung pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih (NII) sebesar 18,2 persen YoY atau mencapai Rp19,3 triliun dan Fee Based Income (FIB) yang tumbuh hingga 19,2 persen YoY dari posisi Juni tahun lalu sebesar Rp6,8 triliun. Pencapaian ini diperoleh dengan tidak mudah, di tengah situasi Pandemi yang masih berlangsung dan masih berjalannya program restrukturisasi kredit bagi debitur yang bisnisnya terdampak pandemik. Terdapat tekanan terhadap pendapatan, namun dengan strategi yang tepat, perseroan dapat mempertahankan Net Interest Margin atau NIM pada kisaran 4,9 persen.
Pertumbuhan bisnis terus dilakukan secara selektif dan prudent. Total kredit yang disalurkan naik 4,5 persen YoY dibandingkan Juni tahun lalu, lebih tinggi dari rata-rata total perbankan yang hanya mencatatkan pertumbuhan kredit 0,6 persen, dengan fokus pada sektorsektor usaha prospektif dengan risiko rendah, baik pada segmen Business Banking maupun Consumer Banking. Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) dapat tumbuh 4,5 persen YoY dengan fokus pada Giro dan Tabungan. Kualitas Aset terus membaik. Jika memperhitungkan pencadangan atau CKPN yang telah dibentuk secara prudent sejak tahun lalu, maka Net NPL hanya 0,9 persen.
“Laba bersih BNI meningkat 12,8 persen secara YoY atau sebesar Rp5,0 triliun pada Semester I – 2021, diikuti pondasi keuangan yang kuat dalam bentuk pencadangan sebesar 215,3 persen. Adapun level efisiensi operasional yang baik dengan Cost to Income Ratio di level 40,7 persen, serta rasio kecukupan permodalan atau Capital Adequacy Ratio di level 18,2 persen. Dengan demikian, arah pergerakan saham BBNI tetap prospektif seiring dengan kemampuan perseroan menjaga kinerja fungsi intermediasi tengah tahun ini. Kinerja BBNI tetap kokoh di tengah persaingan dan tekanan pandemi Covid-19,” tutupnya.