PFN Berencana Bangun Pusat Film dan Sinematografi

E-Magazine Januari - Maret 2025

Jakarta, Bumntrack.co.id  – Perusahaan Umum Produksi Film Negara (Perum PFN) berencana mengoptimalkan  asetnya. Dengan pola sinergi BUMN, PFN akan membangun  Pusat Film dan Sinematografi atau PFN Film and Cinematography Hub, bekerjasama dengan PT Wijaya Karya Realty dan PT Waskita Karya Realty di atas lahan seluas 2 hektar. Demikian dalam rilis (15/10).

Pembangunan tersebut diperkirakan akan selesai pada pertengahan 2023, dan diharapkan akan menjadi creative hub and center of excellence bagi pekerja film nasional, khususnya milenial.

Rencana tersebut dipresentasikan saat Pameran PFN JAGO!  yang memamerkan Rencana Produksi Film PFN 2020 – 2023 . Pameran tersebut  terdiri dari 15 film layar lebar, 1 film televisi dan 1 serial televisi. Pameran berlangsung di di Exhibition Center, Kementerian BUMN, pada 10 – 18 Oktober 2019 sebagai kegiatan 74  tahun PFN  pada 6 Oktober 2019.

Dalam sambutan pembukaan pameran, Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN, Edwin Hidayat menyampaikan harapannya agar PFN mampu menjadi perusahaan terdepan di bidang industri kreatif di Indonesia dan dalam dua tahun ke depan, PFN bisa go international.

Begitu pula Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf juga mendukung pameran PFN JAGO!  “Kebangkitan Perum PFN adalah kebangkitan peran pemerintah pada perfilman nasional di era digital,”  tukas Triawan.

Harapan lain disampaikan Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo, Widodo Muktiyo. Ia melihat peran penting PFN dalam mendidik dan membangun rasa bangga pada kepribadian bangsa, serta menyulut cinta Tanah Air dan bela negara.

Dengan bantuan Kedutaan-kedutaan Besar Republik Indonesia, PFN tengah menjajaki peluang kerjasama dalam memproduksi film sejarah 500 tahun perjalanan Ferdinand de Magelhaens menempuh Jalur Rempah, 70 tahun hubungan Indonesia – Rusia, 70 tahun hubungan Indonesia – Korea. Genre yang akan diproduksi terdiri dari film epik/sejarah (1945, Hoegeng, Kairo – Tiga Sahabat Menggali Dunia, dan Saimar), film petualangan-anak (Si Unyil The Movie, Lima Menerjang Badai, Sang Timur Jauh), dan film drama (Akad, Layar Terkembang, Sabai Nan Aluih).

Kegiatan tersebut juga bekerjasama sejumlah perusahaan antara lain PT Balai Pustaka, PT Indonesian Tourism Development Corporation, PT Ideosource, Dante Sinema.

Pada 2018 lalu, Perum PFN bangkit kembali setelah tidak berproduksi selama lebih dari 26 tahun dan menghasilkan film “Kuambil Lagi Hatiku”, dengan sutradara Azhar Kinoi Lubis, produser Salman Aristo, dan dibintangi antara lain Dimas Aditya, Lala Karmela, Sahil Shah, Dian Sidik, dan Ence Bagus.

Melanjutkan kebangkitan tersebut, Pipeline 2020-2023 menggambarkan penajaman arah PFN sebagai perusahaan milik negara dengan misi menggabungkan bakat-bakat kreatif dengan inovasi dan teknologi, dalam rangka memproduksi dan mendistribusikan film yang menginspirasi cinta dan penghargaan terhadap sejarah dan warisan budaya Indonesia.

Bagikan:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.