Reformasi Tata Kelola BUMN, Presiden: Tantiem Dihapus dan Komisaris Dipangkas

Presiden Prabowo
E-Magazine Januari - Maret 2025

Jakarta, Bumntrack.co.id — Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintah dalam membenahi tata kelola Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar lebih efisien dan memberikan kontribusi nyata terhadap keuangan negara.

Dalam arahannya, Presiden menyampaikan bahwa aset BUMN saat ini mencapai lebih dari USD1.000 triliun. Dengan besarnya aset tersebut, seharusnya BUMN mampu menyumbang setidaknya USD50 miliar untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sehingga dapat mengurangi risiko defisit.

Untuk mencapai hal tersebut, Presiden telah memberikan tugas khusus kepada Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia guna memperbaiki tata kelola BUMN yang selama ini dinilai belum optimal. Ia menyoroti praktik pengelolaan perusahaan yang merugi, jumlah komisaris yang dinilai berlebihan, serta adanya pemberian tantiem yang dianggap tidak masuk akal.

“Saya potong setengah, komisaris paling banyak enam orang, kalau bisa cukup empat atau lima. Dan saya hilangkan tantiem. Saya pun tidak mengerti apa arti tantiem itu. Itu hanya akal-akalan supaya kita tidak mengerti,” tegas Presiden Prabowo ditulis Selasa (19/8/25).

Presiden mencontohkan adanya komisaris yang hanya menghadiri rapat sekali dalam sebulan namun tetap menerima tantiem hingga Rp40 miliar setahun. Menurutnya, praktik tersebut tidak adil bagi rakyat. Ia juga menginstruksikan agar direksi tidak menerima tantiem jika perusahaan merugi, dan keuntungan yang dilaporkan harus benar-benar riil, bukan hasil rekayasa.

“Kalau direksi atau komisaris keberatan, tidak bersedia, tidak menerima aturan ini, silakan berhenti. Banyak anak muda yang mampu dan siap menggantikan mereka,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden kembali mengingatkan bahwa setiap rupiah uang rakyat harus dijaga dengan sebaik-baiknya. Efisiensi belanja negara harus terus ditingkatkan agar tidak terjadi pemborosan.

“Setiap rupiah, setiap rupiah, uang rakyat harus kita jaga. Jangan seenaknya main-main dengan uang rakyat. Kualitas belanja negara harus terus kita tingkatkan, kita dorong efisiensinya,” pungkasnya.

Bagikan:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.