
Banyak hobi yang dipilih seseorang untuk menyeimbangkan aktivitas pekerjaanya. Salah satunya melalui fotografi, seperti yang dilakoni oleh Mohammad Jufri, Direktur Operasional PT Taspen (Persero). Tak kurang dari sepuluh tahun lalu ia mulai serius menekuni hobi ini. Bagi Jufri, fotografi mampu membuatnya merasa bebas mengekspresikan diri.
Jenis foto landscape merupakan objek yang digemarinya. Hamparan keindahan alam, perubahan cuaca bahkan pergerakan awan pun terkadang menarik untuk ia jadikan sebuah objek foto. “Apapun yang terjadi di alam ini menjadi refleksi diri kita dan bisa menjadi guru yang luar biasa,” kata Jufri berfilosofi.
Selain itu, pria kelahiran 3 Oktober 1964 ini juga sangat tertarik mengabadikan foto-foto humanis. Salah satu bidikan foto favoritnya yang bercerita tentang human interest adalah detail keringat yang menetes dari seorang pekerja. ”Orang yang bekerja hingga keringatnya bercucuran menjadi inspirasi terendiri bagi saya. Mengingatkan bahwa di dunia ini tidak ada yang gratis. Di dunia ini tidak ada yang bisa dicapai tanpa tetesan keringat,” ungkap Jufri yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur SDM dan Teknologi Informasi (TI) Taspen.
Meskipun mengaku belajar fotografi secara otodidak dan hanya sekadar hobi, koleksi kameranya terus bertambah, dari jenis DSLR hingga mirrorless. Sebagai direktur Taspen, kunjungan kerja ke cabang-cabang Taspen yang tersebar dari Aceh hingga Papua itu juga dimanfaatkannya untuk membidik objek-objek menarik lewat sorotan lensanya. Menurut Jufri, ke-57 cabang itu masing-masing memiki kesan khas yang mendalam.
Selain dunia fotografi, seni mengelola milenial juga merupakan hal yang menarik baginya. Ia berpendapat, milenial bukan harus diperbandingkan, melainkan diperlakukan sesuai dengan zamannya. Mereka harus terus diberi tantangan agar kontribusinya optimal. “Kuncinya, manage-lah milenial di masanya, jangan dikomparasi dengan siapapun. Pada saat mendidik milenial, kita harus bisa masuk ke dunia mereka. Baik dari cara berkomunikasi, pola pikir maupun penampilan,” ungkap Jufri.
Seperti yang ia alami di keluarga yang terdiri dari beragam generasi, ayah tiga anak ini mencoba melayani mereka sesuai dengan sifat generasinya. “Biarkan mereka berada di masanya masing-masing. Layaknya ukuran sepatu yang berbeda-beda, maka jangan paksakan mereka harus sama,” pesannya seraya tersenyum penuh makna.