
Jakarta, Bumntrack.co.id – Melalui pengembangan bandara dan pemberdayaan sosial, PT Angkasa Pura I (Persero) memberikan peningkatan nilai ekonomi dan sosial untuk Indonesia. Kontribusi terlihat dari bertambahnya kapasitas bandara-bandara kelolaan melalui pembangunan bandara baru dan pengembangan bandara eksisting, kontribusi terhadap perekonomian daerah, dan perwujudan konektivitas udara di wilayah tengah dan timur Indonesia.
“Tentunya capaian di bidang ekonomi ini terus kami kembangkan dengan berpegang pada prinsip triple bottom line ekonomi, lingkungan, dan sosial,” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (30/10).
Selain peresmian kedua bandara tersebut, Angkasa Pura I juga aktif melakukan ekspansi bisnis melalui kerja sama dengan Incheon International Airport Corporation (IIAC) untuk membangun konsorsium terkait Seleksi Pengadaan Badan Usaha Pelaksana Proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Bandara Hang Nadim Batam serta kerja Safe Corridor Initiative (SCI) Incheon – Denpasar. Selain dengan IIAC, Angkasa Pura I juga melakukan kerja sama dengan PT Gudang Garam Tbk. terkait rencana kerja sama pengusahaan Bandara Dhoho Kediri. Pada masa kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, Angkasa Pura I juga menerima sebanyak 9 penghargaan prestisius Airport Service Quality Awards (ASQ Awards) dari Airports Council International (ACI) yang berbasis di Montreal, Kanada.
Dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, Angkasa Pura I mengemban tugas dan amanah dari negara melalui multiperan yaitu sebagai korporasi negara, sebagai penyedia infrastruktur, sebagai agen pembangunan, dan penunjang ketahanan NKRI, serta penunjang bantuan tanggap darurat.
Sebagai korporasi negara, Angkasa Pura I memberi keuntungan dan dividen melalui jasa pengelolaan bandara. Sejak 2014 hingga 2018, pertumbuhan pendapatan rata-rata tahunan (compound annual growth rate) mencapai 16,4% dengan rincian pendapatan pada 2014 sebesar Rp4,8 triliun; pada 2015 sebesar Rp5,5 triliun; pada 2016 sebesar Rp6,3 triliun; pada 2017 sebesar Rp7,5 triliun; dan pada 2018 sebesar Rp8,9 triliun. Sedangkan pertumbuhan profit rata-rata (CAGR) pada periode tersebut mencapai 19,2% dengan rincian profit yaitu pada 2014 sebesar Rp934 miliar; pada 2015 sebesar Rp842 miliar; pada 2016 sebesar Rp1,1 triliun; pada 2017 sebesar Rp1,4 triliun, dan pada 2018 sebesar Rp2 triliun.
Sebagai penyedia infrastruktur negara, Angkasa Pura I menyediakan infrastruktur transportasi udara yang berperan dalam pengembangan konektivitas wilayah tengah dan timur Indonesia. Hingga 2020, Angkasa Pura I mengelola 15 bandara secara komersial di tengah dan timur Indonesia.
Sebagai agen pembangunan, Angkasa Pura I mendorong pertumbuhan perekonomian melalui penyediaan infrastruktur konektivitas nasional yang efisien serta mendukung pengembangan konektivitas dan fasilitas pendukung pariwisata melalui penyediaan fasilitas pendukung, seperti public restroom di destinasi pariwisata (Pantai Lasiana Kupang, Pantai Pulisan Minahasa Utara, Pantai Pinus Pengger Yogyakarta, Taman Satwa Taru Juurg Surakarta, Pura Besakih Bali, Taman Bantimurung Maros).