
Jakarta, Bumntrack.co.id – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (KEMENPAREKRAF RI) mendorong pelaku usaha pariwisata untuk diaudit CHSE oleh Lembaga Sertifikasi dalam rangka program Sertifikasi Cleanliness, Health, Safety, and Enviromental Sustainability (CHSE). Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan kepercayaan konsumen sektor pariwisata. Proses audit dan verifikasi pada program Sertifikasi CHSE ini guna memberikan pemastian diterapkannya protokol covid19 sesuai standar CHSE pada produk dan pelayanan yang diberikan kepada tamu ataupun wisatawan.
“Dengan adanya CHSE Kami berharap dapat menyambut para tamu dan pengunjung dengan pelayanan yang maksimal serta berharap pariwisata Indonesia khususnya Kabupaten Bogor dapat bangkit kembali seperti sedia kala,” kata Manager Agrowisata PTPN VIII, Hikmat Eka dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (16/8).
Agrowisata PTPN VIII Gunung Mas, mendapatkan rekomendasi dengan nilai sangat memuaskan dan dinyatakan telah lulus Audit Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) dari Kemenparekraf. Penilaian ini diaudit oleh Syufriadi Ibrahim (MAL), yang merupakan bagian dari konsorsium auditor yang di tunjuk oleh Kemenparekraf sebagai pelaksana Audit CHSE di hotel-hotel seluruh Indonesia. CHSE meliputi kebersihan dan kesehatan seluruh lingkungan, termasuk pelaksanaan Protokol Kesehatan Covid-19, sampai pengelolaan sampah dan limbah kotor sehingga dapat meningkatkan kepercayaan tamu yang akan menginap di Agrowisata Gunung Mas.
“Sertifikasi CHSE berfungsi sebagai jaminan kepada wisatawan dan masyarakat bahwa produk dan pelayanan yang diberikan sudah memenuhi protokol kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan,” kata Ketua tim auditor, Syufriadi Ibrahim.
Adapun, sertifikasi CHSE ini merupakan jaminan kepada wisatawan bahwa usaha pariwisata yang memiliki sertifikat dan stiker CHSE khususnya di wilayah Kabupaten Bogor telah menerapkan protokol kesehatan yang benar dan aman untuk dikunjungi.