Bila hendak mengelola investasi uang negara, kita tak perlu sungkan berkaca pada lembaga investasi tetangga yang lebih dulu menorehkan kesuksesan di level global. Sebut saja Temasek di Singapura, Khazanah Malaysia dan Norges Bank Investment Management (NBIM) di Norwegia. Mereka sudah teruji waktu dan konsisten menerapkan transparansi, akuntabilitas, serta profesionalisnme. Tak heran bila banyak lembaga memercayai tiga institusi tersebut. Kita punya Danantara yang di-gadang-gadang bakal menjadi pengelola investasi strategis negara dan diberi kewenangan mengonsolidasikan aset 864 perusahaan negara dengan total aset yang dikelola mencapai lebih dari 1.000 miliar dolar AS.
Publik tentu sangat berharap Danantara dikelola secara profesional, transparan, dan berorientasi jangka panjang agar mampu menjadi pengungkit pertumbuhan. Namun jika tidak, dengan adanya risiko politisasi dan kurangnya pengawasan bisa menimbulkan masalah serius. Untuk itu segenap pengelola Danantara dituntut berkomitmen menjalankan amanah tersebut. Para pengelola Danantara wajib menjunjung tinggi profesionalitas, mengedepankan prinsip good corporate governance, transparan, hati-hati dan yang terpenting: integritas.
Untuk menilai peluang keberhasilan Danantara, sebuah langkah bijak bila kita melihat pengalaman negara lain yang berhasil mengelola aset negara. Ambil contoh, seperti Temasek (Singapura). Kita dapat mempelajari model Temasek mengelola investasi jangka panjang. Termasuk struktur profesional dan strategi agar fokus pada nilai tambah ekonomi. Temasek pun mampu menjaga independensi operasional sambil tetap berhubungan erat dengan kebijakan negara. Kuncinya adalah long-term investor, tim investasi profesional, dan target nilai tambah jangka panjang. Setidaknya dari Temasek kita dapat belajar mengenai pentingnya kesinambungan kebijakan investasi dan profesionalisme.
Kita juga tak perlu malu memetik pengalaman dari Khazanah Nasional (Malaysia) yang fokus pada nilai strategis nasional dan program hilirisasi atau transformasi. Termasuk kemauan untuk menggabungkan prinsip tata kelola modern (Framework of Integrity, Governance and Risk Management). Pelajaran pentingnya adalah perlunya penyelerasan (alignment) antara tujuan ekonomi nasional dan mekanisme governances. Demikian pula dengan NBIM (Norwegia) yang mengelola dana pensiun global. Institusi tersebut dikenal sebagai pengelola fund terbesar di dunia yang sangat transparan, beretika, serta dikendalikan melalui aturan fiskal yang jelas.
Berkaca dari pengelolaan institusi tersebut kita belajar bahwa tingkat transparansi dan independensi yang tinggi membantu menahan tekanan politis. Bila Danantara ingin berhasil dan dipercaya publik, termasuk pelaku pasar, kombinasikan profesionalisme manajerial (tim investasi kuat), mekanisme pengawasan independen (audit, dewan yang kredibel, pelaporan terbuka), serta orientasi berjangka panjang atau istilahnya tiidak menjarah “perhiasan keluarga” untuk solusi fiskal sesaat. Tiga prinsip tersebut harus menjadi landasan.
Filosofi yang diungkapkan CEO Temasek Holdings (Januari 2004 – Oktober 2009). Ho Ching, Temasek is a long-term investor… we will act to enhance long-term value, and will not divest for divestment’s sake”, relevan untuk direnungkan. Filosofi investasi jangka panjang tersebut idealmya diadopsi Danantara jika tujuan nasional adalah memberi manfaat bagi generasi mendatang, bukan pemecahan masalah fiskal sesaat. Begitu pula ungkapan retoris mantan PM Singapura Lee Kuan Yew yang menyatakan: “If you do not know history, you think short term. If you know history, you think medium and long term”. Ungkapan tersebut jelas menegaskan pentingnya visi jangka panjang dalam pengelolaan aset negara. Bila the best practices di atas diterapkan, Danantara berpotensi menjadi jawaban strategis bagi percepatan pembangunan dan pemanfaatan aset negara. Namun potensi itu hanya akan menjadi kenyataan bila pondasinya adalah tata kelola, profesionalisme, dan transparansi bukan sekadar kapasitas modal besar. Ingat, Indonesia membutuhkan value creation yang nyata: lapangan kerja, transfer teknologi, nilai tambah industri hilir, dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Untuk itulah Danantara harus dibangun layaknya institusi investasi berkelas dunia dengan akuntabilitas yang bisa dipertanggungjawabkan kepada publik.