Brand BUMN, Menjaga Kedaulatan Digital dan Daya Saing Indonesia di Kancah Global

E-Magazine Agustus - September 2025

Jakarta, Bumntrack.co.id – Dalam rangkaian acara BUMN Branding and Marketing Award (BBMA) ke-13 tahun 2025, BUMN Track bersama BTA Academy dan DMID WIR Grup menggelar Conference dengan mengusung tema ‘Brand BUMN menuju kedaulatan Digital dan Daya Saing Global’.

Conference tersebut menghadirkan Muhammad Awaluddin dan Almira Shinantya sebagai keynote spech, Rizki Dianugrah – Direktur Utama PT PP Presisi Tbk, Muchdian Muchlis – Direktur Komersial PT Integrasi Aviasi Solusi (IAS), dan Sugeng Mulyadi – Direktur Utama & Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis PT Indonesia Kendaraan Terminal, Tbk.

Dalam paparannya, Almira menekankan bahwa branding dan marketing terus berubah sehingga BUMN sekarang dituntut untuk bergerak sangat cepat, lebih smart dan harus pintar menyenangkan hati pelanggan.

“Kedaulatan digital akan menentukan daya saing Indonesia. Brand yang kuat akan meningkatkan kepercayaan publik, membuat adopsi digital lebih cepat sehingga menumbuhan kemandirian bangsa. Brand BUMN bukan hanya milik Institusi, tapi juga milik Indonesia,” ujar Almira di Jakarta, Rabu (3/12/25).

Menurutnya, ada empat pilar yang harus diperhatikan, mulai dari digital first branding, data driven marketing and personalization, one continuous Experience, Innovative & Sustainable Branding.

“Kedaulatan digital bukan sekadar transformasi teknologi, tetapi transformasi identitas. Dan brand BUMN adalah kendaraan untuk membawa identitas Indonesia ke panggung global, dengan confident, relevan, dan berkelanjutan,” terangnya.

Direktur Utama PT PP Presisi, Rizki Dianugrah memaparkan bahwa pihaknya menjalankan bisnis dengan menerapkan sertifikasi ISO terutama K3 (safety), lingkungan dan quality product. Ada tiga proyek besar yang digarap PTPP Presisi yaitu pembangunan bandara YIA di Yogyakarta, sirkuit Mandalika yang sampai saat ini masih digunakan untuk balap motor dan turut serta dalam pembangunan Ibukota Nusantara (IKN)


“Bandara YIA merupakan proyek PTPP dengan pembangunan tercepat saat itu,” jelasnya.

Saat ini, PTPP Presisi memiliki lini bisnis utama di bidang jasa pertambangan dan konstruksi sipil. Sedangkan lini bisnis pendukung yaitu persewaan alat berat.

Terkait digitalisasi, PTPP Presisi dalam menjalankan proses bisnis juga memiliki aplikasi-aplikasi digital dan software-software pendukung bisnis.

“Seperti misalnya sistem akutansi dengan SAP, dimana memang di BUMN memang diwajibkan menggunakan SAP. Namun demikian, untuk bisa mendukung di bisnis kami di bidang peralatan, kami juga memiliki aplikasi SIMAP. Keduanya saling terintegrasi. Kemudian bagian dari mendukung sistem safety, ini ada parking management, kita memasang alat-alat sensor-sensor di unit-unit kami untuk menjaga agar tidak terjadi insiden,” terangnya.

Ada beberapa aplikasi berbasis web, misalnya database pegawai, aplikasi untuk memonitoring KPI secara periodik. Kemudian ada juga E-PRO untuk memastikan bahwa PTPP Presisi menjalankan proses procurement compliance. Secara compliance terhadap aturan perusahaan dan juga memungkinkan mitigasi risiko berbasis website.

“Kami juga memiliki website lelang sehingga untuk memastikan bahwa kita transparan untuk melakukan divisasi alat-alat kami yang sudah tidak terpakai,” pungkasnya.

Di kesempatan yang sama, Muchdian Muchlis Direktur Komersial PT IAS mengungkapkan bahwa IAS merupakan gabungan dari 9 perusahaan anak perusahaan Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II.

“Dari sisi branding, IAS masih muda dibanding BUMN yang hadir semua. Kami baru mau 2 tahun. Karyawannya sudah cukup banyak, 40.000 orang,” terangnya.

IAS ada di 5 regional, 55 kota dengan 5 portfolio dan 15 line of business. IAS yang merupakan gabungan dari 9 anak perusahaan memiliki bisnis cukup bervariasi sehingga disepakati menjadi 15 line of business saja.

“Salah satu layanan kami, ketika Bapak-Ibu sampai di airport, untuk departure ada 17 items yang kami layani. Kemudian pada saat arrival ada 16 touch point yang dilayani oleh anak-anak perusahaan kami,” terangnya.

IAS juga melakukan tracking barang, menyediakan lounge yang bisa melakukan check-in counter, kemudian ground handling dan lain-lain.

Saat pertama kali IAS terbentuk, banyak anak usaha yang saling berbenturan, sehingga diperlukan Key Performance Indicator (KPI) IAS One Synergized Solution, baik income of revenue dari referral IAS 1 maupun dari sisi number of referral yang diberikan dari IAS 1. Kemudian untuk tools dari sisi komersial disiapkan secara terintegrasi sehingga mereka bisa presentasi sendiri.

“Nah kemudian selanjutnya adalah kalkulator profitability. Kita siapkan satu kalkulator sehingga pada saat anak perusahaan menawarkan layanan anak perusahaan lain, mereka bisa langsung quote harga. Jadi dalam proposal mereka bisa langsung quote harga, mereka bisa langsung quote layanan, termasuk juga delegation of authority untuk discount dan lain-lain,” pungkasnya.

Direktur Utama & Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis PT Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC), Sugeng Mulyadi menjabarkan bahwa pihaknya memiliki dua jenis ekspansi untuk bisa bersaing di kancah global, diantaranya Ekspansi Vertikal (Car Distribution Management) dan Ekspansi Horizontal (Car Terminal Network).

“Dua hal tersebut merupakan strategi Integrated Auto Solutions yang digunakan IPCC untuk mendorong inovasi, didukung dengan implementasi digitalisasi yang berdampak pada efisiensi proses dan biaya,” jelasnya.

Strategi Integrated Auto Solutions berfokus pada tiga hal, konektivitas dan jaringan, efisiensi dan keunggulan, serta pertumbuhan dan masa depan.

Hingga kuartal III tahun 2025, arus mobil yang ditangani IPCC mencapai 466.929 unit atau naik 11,58 persen YoY. Kemudian arus alat berat mencapai 10.085 unit atau naik 11,65 persen Yoy. Dari sisi kinerja keuangan, pendapatan IPCC naik 12,67 persen YoY mencapai Rp660 miliar dengan laba bersih Rp190 miliar naik 28,42 persen Yoy.

Bagikan:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.