BRI Mati-Matian Jaga UMKM Tetap Hidup, Dirut: Mati Bareng Itu Sakit Banget
Jakarta, Bumntrack.co.id – Direktur utama PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), Sunarso mengungkapkan lebih baik Bank BUMN menanggung sakit daripada mati bersama. Hal tersebut menyikapi dampak pandemi covid-19 yang tidak hanya menghantam perusahaan besar, tetapi juga usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
“Saya tidak mau bicara dampaknya terhadap saham BRI naik atau turun, tetapi yang penting bahwa sektor riil terutama UMKM jangan sampai mati. Kita benar-benar sharing, kita harus hidup bareng-bareng. Kalau mati bareng-bareng, itu sakit banget,” kata Dirut BRI, Sunarso dalam talkshow yg digelar Bumntrack di Jakarta, Kamis (9/7).
Menurutnya, kinerja BRI periode bulan Januari Februari masih bagus karena operasional masih berjalan normal, belum terdampak covid-19. Namun pada bulan Maret, BRI mulai berdampak. Presiden Joko Widodo pun menginstruksikan perbankan untuk melakukan restrukturisasi UMKM. Kemudian, pada 13 Maret OJK mengeluarkan POJK no 11 yang mengatur perbankan untuk mempunyai punya pedoman untuk restrukturisasi kredit. “Perbankan dibebaskan dari tiga pilar, dua dicoret, cukup didasarkan pada kelancaran membayar,” jelasnya.
Hingga akhir Juni 2020, Bank BRI yang memiliki lebih dari 11 juta nasabah telah merestrukturisasi kredit sebanyak 2,9 juta nasabah UMKM terdampak Covid-19 dengan total Rp176 triliun.