Dapat PMN Rp2,5 Triliun, PNM Agresif Tambah Nasabah Mekaar dan ULaMM
Jakarta, Bumntrack.co.id – Ditengah kondisi pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia, PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM tetap mencatatkan Non Performing Loan/kredit bermasalah (NPL) yang rendah. Per 30 November 2020, PNM mencatatkan NPL Mekaar 0,15 persen dan ULaMM 2,92 persen. Sedangkan dari sisi jumlah nasabah, PNM mencatatkan pertumbuhan hingga 29,49 persen menjadi 7,5 juta nasabah.
“Jumlah nasabah Mekaar per 30 November 2020 ada 7.588.910 ,naik 29,66 persen dibandingkan tahun lalu pada November 2019, 5.852.837 nasabah. Sedangkan nasabah ULamm ada 85.436, naik dari 73.557 nasabah dibanding November 2019,” kata EVP Keuangan dan Operasional PT PNM, Sunar Basuki di Jakarta, Kamis (10/12).
Untuk menyokong bisnis di tahun depan, PNM membutuhkan dana sekitar Rp16 triliun hingga Rp18 triliun. Sumber modal tersebut berasal dari berbagai alternatif pendanaan seperti pasar modal maupun perbankan. Pasalnya, tahun 2021 diproyeksikan nasabah mekar mencapai 9,6 juta orang dengan oustanding pembiayaan mencapai Rp29 triliun.
“Outstanding pembiayaan PNM secara kesuluruhan mencapai Rp21,89 triliun, atau meningkat 25,04% dari tahun sebelumnya sebesar Rp17,51 triliun,” jelasnya.
Pertumbuhan PNM juga tecermin dari penambahan jumlah jaringan kantor. Per November 2020, PNM memiliki 3.348 jaringan kantor, atau bertambah 448 kantor baru dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, untuk memperkuat permodalan, PMN telah mendapatkan dua kali Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp2,5 triliun. Pertama pada bulan Juli 2020 sebesar Rp1 triliun, kemudian sebesar Rp1,5 triliun telah diterima pada tanggal 3 Desember 2020.
“Komitmen pemerintah ini akan meningkatkan ekuitas perusahaan dan memperbaiki Gearing Ratio perusahaan dari 5,3 kali menjadi 3,9 kali,” tutupnya.