
Jakarta, Bumntrack.co.id – Kelompok Kampung Ekonomi Kreatif (Kemiren Asri) berhasil mengekspor makanan hasil produksi rumahan hingga ke Hong Kong dan Malaysia. Sebelum program ini berkembang, masyarakat Desa Kemiren Asri, Cilacap memiliki permasalahan seperti banyaknya angka gizi buruk pada 2017.
Ada 13 kelompok kegiatan melalui beragam jenis usaha yang mampu meningkatkan perekonomian desa di wilayah Tegalkamulyan. Kelompok kegiatan Kemiren Asri itu bergerak mulai dari Kelompok Posyandu dan Pos PAUD, Kelompok Budi Daya Jamur, Kelompok Budi Daya Cacing, Kelompok Budi Daya Lele, Kelompok Budi Daya Bebek, Kelompok Jamu Tradisional, Kelompok Pupuk Organik, Kelompok Produksi Telur Asin, Kelompok Kebun Gizi, Kelompok Keaksaraan Fungsional, Kelompok Patra Asri Handycraft, hingga mampu mendirikan Koperasi Kemiren Asri Mandiri.
“Alhamdulillah, saat ini kelompok kegiatan Kemiren Asri terus melalukan inovasi. Tahun ini kami sudah memiliki Koperasi sebagai bagian dari penggerak ekonomi masyarakat. Di tengah teknologi yang terus maju, kami mencoba memaksimalkan kreativitas untuk membuat produk yang dapat dinikmati masyarakat melalui beragam olahan budidaya yang dikelola, seperti olahan jamur,” kata Ketua Pengurus Koperasi Asri Mandiri Rumdani Prapti Sumiwi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (24/10).
Menurutnya, produk yang dihasilkan dari kelompok tersebut memuaskan. Bahkan berkat jaringan pertemanan yang dia miliki, produk jamur krispi hasil olahan ibu-ibu Kelompok Kemiren Asri berhasil dijual hingga ke Hong Kong dan Malaysia.
“Dengan memanfaatkan koneksi yang dimiliki kita mencoba memasarkan produk kita secara online ke kota-kota besar di Indonesia, sudah hampir seluruh Indonesia. Dan saat ini pun produk kami sudah berhasil kami jual ke Hong Kong dan Malaysia,” tambahnya.
Tercatat, hingga saat ini Kemiren Asri dapat memberikan dampak positif pada peningkatan ekonomi. Rata-rata setiap kelompok kegiatan Kemiren Asri dapat menghasilkan omzet sekitar Rp7.000.000 per bulan.
Kunci program Kemiren Asri hingga mampu menjadi desa mandiri yakni menerapkan sinergitas kelompok kegiatan yang punya mata rantai, dari mulai produksi hingga pemasaran yang saling berkaitan satu sama lain. Hal ini yang menjadikan masyarakat Tegalmulyan memiliki keunggulan kompetitif.
“Seperti dengan adanya Kelompok Budidaya Jamur yang memanfaatkan 180 Kg limbah Baglog per tahun, sekarang dengan pemanfaatan limbah tersebut bisa digunakan sebagai media untuk budidaya cacing sehingga kegiatan zero waste (tidak ada sisa terbuang) dapat 100% dimanfaatkan,” kata Unit Manager Communication & CSR Refinery Unit IV Cilacap, Laode Syarifuddin Mursali.