BERITA

Diterpa Fitnah Ambil Untung, Ini Curhat Peter F Gontha

Garuda Indonesia
Garuda Indonesia

Jakarta, Bumntrack.co.id – Menteri BUMN, Erick Tohir pemegang saham merah putih terbesar dan Chairul Tanjung pemegang saham publik terbesar Garuda Indonesia menunjuk Peter F Gontha menjadi dewan komisaris. Peter F Gontha sebelumnya pernah menduduki jabatan tersebut pada tahun 2011-2014 dan melepaskannys pada waktu menjadi Duta Besar RI di Polandia.

“Pada Tahun 2011, menteri BUMN adalah Mustapha Abubakar, Garuda memutuskan untuk mencatat sahamnya di pasar modal dengan harga perdana Rp750-1.100. Adalah Moh. Nazarudin, Bendahara dari partai Demokrat, yang menyatakan akan membeli saham Garuda dengan harga tersebut. Harga yang oleh pasar dianggap Sangat Terlalu Tinggi. Pada saat harus terjadinya pembayaran Nazaruddin tidak muncul dan tidak datang menyelesaikan kewajibannya karena sadar bahwa harga saham tersebut jauh diatas kisaran harga nilai perusahaan,” kata Peter F Gontha dalam tulisannya, Kamis (23/1).

Untuk tidak hilang muka, lanjutnya, pemerintah meminta Kelompok perusahaan pimpinan Chairul Tandjung (CT) untuk datang menjadi dewa penyelamat. Akhirnya CT setuju membeli saham Garuda sebanyak 29 persen dengan harga total sekitar USD300 juta atau sekitar Rp3.5 triliun dengan harga saham rata rata Rp600 – Rp650. CT setuju membantu pemerintah namun oleh “orang tertentu” dianggap mengantongi keuntungan Ratusan Milayaran Rupiah. Padahal harga saham terus merosot di kisaran Rp500 (sekarang bahkan hanya Rp460).

“CT Hanya mendapatkan hak kedudukan dua Komisaris yaitu Chris Kanter dan saya, sementara seharusnya haknya adalah dua komisaris dan dua Direksi,” jelasnya.

Namun CT hanya mengelus dada. Dirinya telah menyampaikan pendapat untuk tidak membeli saham Garuda, tapi CT mengatakan akan membantu Garuda kerena Garuda merupakan perusahaan milik negara yang membawa Indonesia di Mancanegara. “Biarlah kita bantu Perusahan ini, perusahaan yang membawa bendera Indonesia ke Manca Negara,” terangnya.

Di dalam perjalanan, Garuda membaik. Namun harga saham tetap hanya bertengger dikisaran Rp450 atau kerugian Rp200 per saham. Sementara CT dikatakan meraih keuntungan Ratusan milyar Rupiah. Pada hari ini CT Corp melalui investasi saham, Bunga dan perbedaan kurs (pada waktu itu kurs Dollar Rp11.000) telah menginvestasi sekitar Rp7 trilyun dan merugi sekitar Rp3.5 triliun.

“Pada masa Menteri Rini Soemarno, hak CT dikebiri lebih lagi dengan hanya memberi satu kedudukan komisaris. Sekarang kami Bersama Doni Oskario dan Chairul Tanjung mendapatkan kedudukan Komisaris, Wakil Dirut dan Wakil Komut untuk mencoba memperbaiki kinerja Garuda. Apakah salah kalau selama ini saya dari kelompok CT yang merupakan partisipan publik terbesar mengeluh dan secara terbuka mengkritik Manajemen Garuda atas keputusannya yang merugikan Garuda. Bukan hanya dari segi operasional namun juga dari berbagai tindakan korupsi yang terjadi hampir di semua level,” jelasnya.

Menurutnya, hanya fitnah yang diterima CT dan group CT selama ini dari media dan media sosial, dengan tuduhan scenario besar untuk mengambil alih Garuda. Namun dirinya akan tetap semangat mencoba memperbaiki Garuda perusahaan Nasional kebanggaan Indonesia.

“Kami mohon maaf menyampaikan informasi ini melalui media Sosial agar masyarakat mendapatkan gambaran bagaimana sakitnya fitnah yang dirasakan kelompok CT dan Chairul Tanjung pribadi, seorang pengusaha Nasional yang memperkerjakan lebih dari 150.000 karyawan. Hanya Tuhan YMK yang mengetahui akhir Cerita Garuda. Tantangan dan pekerjaan yang luar biasa sulitnya, semoga bisa kita perbaiki. Apakah saya bisa, sementara umur saya juga tidak muda lagi. Ucapan selamat dan selamat berjuang banyak saya terima, semoga bisa, semoga kita bisa menyelesaikan tugas perbaikan ini,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Back to top button