BERITA

Dukung Pariwisata, SMF Cadangkan Pembiayaan Homestay Hingga Rp14 Miliar

Jakarta, Bumntrack.co.id – Dalam memperkuat perannya sebagai SMV dan fiscal tools Pemerintah, selain penyaluran KPR FLPP, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF juga aktif dalam menjalankan program penugasan khusus dari Pemerintah yaitu Program Pembiayaan Homestay dan Program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh.

“Realisasi kegiatan pembiayaan bergulir kepada masyarakat pemilik homestay hingga September 2020 ada dua lokasi. Realisasi tersebut merupakan hasil dari revisi karena adanya pandemi Covid-19 yang membatasi gerak pariwisata. Salah satu industri yang terdampak adalah industri homestay di kawasan wisata,” kata Direktur SMF, Trisnadi Yulrisman di Jakarta, Kamis (26/11).

Pembiayaan Homestay ini merupakan program kemitraan dengan sistem dana bergulir. Khusus untuk pembiayan homestay, SMF telah mencadangkan anggaran Rp14 miliar. Untuk meringankan dampak dari pandemi Covid-19 pada mitra Homestay, SMF memberikan relaksasi pada 6 bulan pertama dan 6 bulan kedua.

“Awalnya kita menetapkan pembiayaan homestay di 10 destinasi wisata, namun karena pandemi Covid-19 kita revisi menjadi 2 lokasi. Lokasi tersebut di desa Mertak Lombok dan Desa Kemuning Karanganyar,” jelasnya.

Dalam program Homestay ini, SMF bersinergi dengan Direktorat Akses Pembiayaan Kementerian Parekraf dalam merealisasikan Kerja Sama Pelaksanaan Dukungan Pembiayaan Pembangunan Homestay di Destinasi Pariwisata Indonesia yang diwujudkan melalui melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS), pada 12 November 2020.

SMF dalam kerja sama ini berperan sebagai penyedia dana untuk pembiayaan homestay kepada Masyarakat di Desa/Lokasi Wisata melalui Lembaga Penyalur dan pemberdayaan Lembaga Penyalur pada area Daerah Super Priotitas (DSP). Sepanjang tahun 2019 dan 2020, SMF telah bersinergi dengan Kementerian Parekraf dalam merealisasikan Program Kemitraan berupa Program Pembiayaan Homestay di Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) yang terletak di Jawa Tengah, DIY Yogyakarta, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Program pembiayaan homestay ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar tempat wisata. Contohnya Desa kemuning, disana sudah ada telkom dengan smart village, kemudian daerah Sumedang yang memiliki potensi alam yang bagus. Banyak objek yang bisa dijadikan pariwasata disamping produk unggulan seperti kopi dan mangga,” kata Dirut SMF, Ananta Wiyogo.

Sementara itu, untuk realisasi Program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh, SMF telah bersinergi dengan Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR melalui program KOTAKU (kota tanpa kumuh) dalam mengatasi daerah kumuh melalui renovasi/pembangunan rumah. Pada tanggal 5 November 2020, SMF telah melakukan penandatangan nota kesepakatan dengan Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR dan Pemerintah Kota Tangerang untuk peningkatan kualitas rumah di kelurahan Mauk Tangerang. Sebelumnya SMF juga telah menjalin sinergi dengan DJCK Kementerian PUPR dan Pemerintah Daerah Pekalongan, Jawa Tengah.

Pembangunan rumah di daerah kumuh tersebut nantinya akan menggunakan dana Bina Lingkungan (BL) melalui Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) / Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang kemudian disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui ketersediaan hunian yang layak, serta menciptakan lingkungan rumah yang sehat.

Tercatat sepanjang tahun 2019 – 2020, SMF telah melakukan kolaborasi Program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh bersama Kotaku di 7 kota, yaitu Yogyakarta, Semarang, Bukittinggi, Makassar, dan Pontianak, Pekalongan dan Kabupaten Tanggerang.

Artikel Terkait

Back to top button