
Jakarta, Bumntrack.co.id – Dalam rangka percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ke pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Bank Mandiri hingga 14 September 2020 telah menyalurkan dana PEN mencapai Rp35,614 triliun yang disalurkan kepada 98.271 debitur. Dari jumlah tersebut, penyaluran dana PEN ke pelaku UMKM mencapai lebih dari 98 ribu debitur senilai Rp15,785 triliun.
“Kami bersyukur dapat mendukung pemerintah untuk memulihkan ekonomi nasional dengan menyalurkan dana PEN lebih dari 3 kali target leverage yang diharapkan. Kami terus berkomitmen untuk meningkatkan penyaluran kredit guna mendorong pergerakan perekonomian Indonesia dengan menguatkan juga segmen UMKM,” kata Pelaksana Tugas Direktur Utama Bank Mandiri, Hery Gunardi di Jakarta, Kamis (17/9).
Menurutnya, penyaluran program PEN di Bank Mandiri dilakukan ke berbagai sektor antara lain sektor pendukung industri Pertanian, FMCG (Fast Moving Consumer Goods), Jasa, Perdagangan dan sektor lainnya yang terdampak COVID-19, termasuk sector padat karya agar tidak terjadi PHK.
“Penyerapan permodalan untuk UMKM harus dipercepat guna mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional seperti saat ini. Salah satu terobosan yang dilakukan oleh Bank Mandiri adalah mempermudah dan memperluas akses permodalan bagi pelaku UMKM,” jelasnya.
Untuk hal ini, lanjut Hery, Bank Mandiri memiliki platform “Mandiri Pintar” yang mampu memproses pengajuan kredit mikro produktif untuk segmen UMKM dengan waktu yang sangat singkat, yaitu hanya dibutuhkan 15 menit, setelah tenaga pemasar mengajukan data debitur melalui Mandiri Pintar.
Bank Mandiri juga mengembangkan UKM Center yang mengintegrasikan layanan perbankan bagi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Di UKM Center ini, pebisnis dapat mendiskusikan berbagai kebutuhan finansial yang dibutuhkan untuk mengembangkan usaha. Nilai tambah lain yang ditawarkan Mandiri UKM center adalah keberadaan financial advisor serta pelatihan untuk pengembangan usaha nasabah pelaku UKM.
Fungsi konsultasi yang diberikan UKM Center juga meliputi business matchmaking, yang akan mempertemukan nasabah pelaku UKM dengan pengusaha sejenis maupun potential buyer, serta membantu pelaku UKM melakukan promosi dan penjualan secara online melalui kerjasama dengan platform-platform, e-commerce dan sosial media.
“Kami berharap langkah ini mampu memperkuat peran UKM sebagai salah satu pilar ekonomi Indonesia,” ujar Hery.