Jakarta, BUMN TRACK – Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI, Amam Sukriyanto mengungkapkan bahwa BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR adalah inisiatif BRI dalam memperkenalkan keunikan UMKM dan produk nasabah binaannya yang memiliki daya saing tinggi. Program tersebut adalah salah satu langkah konkret BRI.
“UMKM harus banyak mendapatkan kesempatan agar dapat melakukan ekspor dan masuk pasar internasional karena UMKM saat ini merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Kami berharap Karya Unik Anindhita Kirana Isa “Cutemonster” dan UMKM lain yang berhasil go global dapat menjadi cerita inpiratif dan diikuti oleh pelaku UMKM lainnya di Indonesia,” ujar Amam di Jakarta, Jumat (10/11/23).
Cutemonster jika diartikan secara bebas dalam bahasa Indonesia berarti monster lucu. Monster lucu disini bukan sekadar definisi saja, tapi menjadi jenama dari sebuah produk fesyen hasil karya anak bangsa.
Cutemonster merupakan produk fesyen dari Anindhita Kirana Isa, seorang wanita berusia 24 tahun. Keunikan Cutemonster terlihat dari karakter yang dibuat.
“Cutemonster terinspirasi dari bentuk monster yang menggemaskan. Tampilan monsternya semakin ‘cute’ karena diberi warna cerah yang menarik,” kata Anindhita.
Untuk menghasilkan karya yang unik tersebut, Anindhita sering mendapat inspirasi saat berjalan-jalan, menonton, atau melihat gambar di media sosial.
Gambar monster yang cute dan menarik mata tersebut dituangkannya ke dalam lebih dari 20 produk fesyen seperti jaket, kemeja, totebag, bucket hat, agenda, scarf dan lain-lain.
Inspirasi memang bisa datang dari mana saja, namun jika sejak lahir punya bakat tertentu dan diasah, tentunya bakat tersebut bisa menciptakan sebuah karya luar biasa. Bakat menggambar Anindhita terlihat sejak usianya delapan tahun. Melihat ketertarikan Anindhita pada dunia seni menggambar, orangtuanya pun mencoba mengasah bakatnya.
Di balik kesuksesannya sekarang ini, orangtuanya memang mengarahkannya untuk ikut kursus menggambar, sejalan dengan hobi yang dilakukannya sejak kecil. Dari kursus menggambar, terlihat karyanya memiliki karakteristik yang khas. Pada umur 15 tahun Anindhita pun fokus pada seni drawing.
“Jadi saya bukan tipe yang bisa painting, melainkan drawing. Guru les menyarankan untuk bisa digital art, sehingga gambar-gambar monster saya bisa dijadikan produk,” kata alumni jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Trilogi itu.
Produk Cutemonster pun dipasarkan melalui platform digital. Bahkan kini hadir di Matalokal Indonesia’s artisan designer di kawasan Melawai, Jakarta Selatan. Juga di toko souvenir Precious One yang terletak di Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat yang menjual produk dari penyandang disabilitas.
Kerja keras Anindhita pun bukan sebatas dipasarkan di platform digital dan toko souvenir saja, Cutemonster bahkan berhasil lolos mengikuti ajang BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR.
Melalui BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR, dia ingin masyarakat tidak hanya mengenal Cutemonster sebagai produk, melainkan sebagai seni dan karya yang khusus. Melalui ajang ini, Anindhita pun lebih percaya diri untuk memperbesar pasar lokal. Cutemonster rencananya dipasarkan lebih besar di Solo, Jawa Tengah dan di Pulau Dewata, Bali.
“Alhamdulillah, sudah masuk ke Solo. Nanti insya Allah, tahun depan rencananya Cutemonster sudah mulai coba-coba masuk ke pasar Bali. Supaya bisa dinikmati bukan hanya orang Indonesia melainkan orang-orang luar negeri. Produknya juga harus diterima kebiasaan dan budaya Bali,” ujar Anindhita.