Kementerian PU Optimistis Bendungan Ciawi dan Sukamahi  Tekan Banjir Kiriman dari Bogor

E-Magazine Agustus - September 2025

Jakarta, Bumntrack.co.id – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) meyakini, dua bendungan yakni Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat berperan besar mengurangi risiko banjir di Jakarta.  Daya tampung Bendungan Ciawi mencapai 6,05 juta meter kubik dengan luas genangan 39,4 hektare.  Sedangkan  Bendungan Sukamahi mampu menampung 1,68 juta meter kubik dengan luas genangan 10,02 hektare.  Dengan daya tampung sebesar itu, dua bendungan tersebut  berperan penting dalam pengendalian banjir kiriman dari arah hulu Ciliwung yang kerap melanda Jakarta.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Kementerian Pekerjaan Umum, David Partonggo Oloan Marpaung menjelaskan efektivitas dua bendungan kering (dry dam) tersebut terlihat ketika peristiwa banjir Maret 2025. Dimana total reduksi banjir yang berhasil dicapai mencapai sekitar 27 persen. Rinciannya Bendungan Ciawi sebesar 20,87 persen dan Bendungan Sukamahi sebesar 7,04 persen.

“Saat banjir Maret 2025 lalu, kedua bendungan berhasil mereduksi banjir Jakarta, di mana peran Bendungan Ciawi dapat mereduksi 20,87%, sedangkan Bendungan Sukamahi mereduksi banjir 7%,” kata David saat memberikan paparan di Bendungan Ciawi, Bogor (11/12/2025).

David menambahkan, untuk Bendungan Ciawi, debit air yang mengalir dapat ditekan menjadi 211,41 meter kubik per detik, dari sebelumnya 267,17 meter kubik per detik. Adapun Bendungan Sukamahi menurunkan debit air menjadi 6,6 meter kubik per detik, dari 7,1 meter kubik per detik. Berkaca pada kejadian banjir di Jakarta bulan Maret 2025, lanjutnya, bila tidak ada Bendungan Sukamahi maka air  yang akan keluar di Sungai Ciliwung sebanyak 7,1 meter kubik per detik.

Adanya Bendungan Sukamahi maka air tertahan sehingga yang keluar hanya 6,6 meter kubik per detik. Sedangkan di Bendungan Ciawi, air yang masuk ke hilir berkurang menjadi 211,41 meter kubik per detik. Jika tidak ada bendungan Ciawi, air yang terbawa ke  arah Jakarta sebanyak 267,17 meter kubik per detik Dua bendungan tersebut dirancang khusus untuk menahan laju air dari hulu saat debit meningkat drastis.

“Jadi ini fungsi bendungan kering, jadi bukan kok ini kemudian gak berfungsi bendungannya, tapi sifat bendungan kering ya begitu, airnya akan tertampung banyak jika debitnya melebihi kapasitas yang masuk pintu airnya,” jelasnya.

David menambahkan, bila masih  terjadi banjir di Sungai Ciliwung Bidara Cina karena belum selesai normalisasi Sungai Ciliwung, termasuk pembangunan tanggul. Ketika air dengan debit banjir tertentu mengalir ke Sungai Ciliwung, meskipun sudah tertahan oleh Bendungan Ciawi dan Sukamahi, air tetap akan mengisi ruang-ruang kosong aliran Sungai Ciliwung yang belum selesai di normalisasi.

Dari panjang Sungai Ciliwung yang mencapai  33 kilometer, masih ada sodetan sepanjang 16 kilometer belum selesai dengan kebutuhan anggaran sekitar Rp 1,2 triliun. Pembangunan sodetan tersebut akan dilanjut pada 2026 setelah sempat terhenti pada tahun 2019 dengan target  selesai pada 2028.

Normalisasi Sungai Ciliwung diperlukan untuk mengembalikan fungsi alami sungai lewat pengerukan sedimentasi, perlebaran alur, dan membangun infrastruktur pendukung seperti tanggul dan jalan inspeksi.  Proyek normalisasi Sungai Ciliwung sempat terhenti salah satunya karena masalah pembebasan lahan. Harga tanah di Jakarta sangat mahal ketika sudah Sertifikat Hak Milik (SHM). Pemda  Provinsi Jakarta pun sudah  menyiapkan anggaran Rp232 miliar untuk pembebasan lahan normalisasi Sungai Ciliwung di dua kelurahan. Anggaran pembebasan lahan untuk Kelurahan  Cililitan mencapai Rp111 miliar sedangkan  Pengadegan sebesar Rp 121 miliar.

Bagikan:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.