
Jakarta, Bumntrack.co.id – PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk atau IPCC menyelenggarakan Paparan Publik/Public Expose (Pubex) 2019 untuk memaparkan perkembangan kinerja baik dari sisi operasional maupun keuangan. Perseroan yang telah berdiri sejak 2006 pada bulan Agustus 2019 berhasil menangani lonjakan arus CBU secara total sebesar 58.100 unit atau meningkat 55,30 persen secara YoY dari periode yang sama di tahun lalu yang hanya mencapai 37.411 unit kendaraan. Kondisi tersebut merupakan rekor pencapaian tertinggi dalam penanganan kegiatan operasionalnya selama perseroan ini berdiri dimana pada bulan Agustus 2019 jumlah kendaraan CBU yang diekspor melalui lapangan terminal internasional IPCC berjumlah 35.857 unit atau lebih tinggi 54,73 persen secara YoY dibandingkan pencapaian pada periode yang sama di tahun lalu sebesar 23.174 unit.
Tidak hanya ekspor, IPCC pun turut menangani CBU impor sepanjang Agustus 2019 sejumlah 6.988 unit lebih tinggi 20,57 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebanyak 5.796 unit. Adapun kenaikan tersebut diperkirakan akan semakin baik seiring kepercayaan para mitra dan stakeholders lainnya atas upaya peningkatan pelayanan yang berorientasi customer centric di lingkungan IPCC. Peningkatan tersebut ditopang oleh meningkatnya bongkar muat sejumlah brand ternama. Diantaranya Mitsubishi Expander, Suzuki New Carry Pick Up, Honda Brio, dan menyusul brand lainnya seperti Wuling dengan menggunakan brand Captiva.
“Meningkatnya permintaan kendaraan, khususnya di Middle East terutama untuk kendaraan kecil seperti Toyota Yaris membuat aktivitas ekspor tercatat meningkat dan kondisi tersebut akan sangat positif bagi IPCC. Di sisi lain, upaya Pemerintah untuk menggiatkan ekspor kendaraan untuk mengimbangi defisit neraca perdagangan turut menjadi kabar baik bagi IPCC,” kata Direktur Operasi IKT Indra Hidayat Sani, di Jakarta, Selasa (24/9).
Sebelumnya, Kinerja Keuangan semester I 2019 PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) terimbas faktor kinerja Triwulan II yang terkena dampak dengan adanya imbas faktor perhelatan pemilu dan lebaran di Triwulan II, serta faktor global dari masih adanya perang dagang antara AS dan China sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi hingga demand di pasar khususnya alat berat. Jika dilihat sebelumnya, pada kinerja Triwulan I 2019 masih terlihat bagus. Pendapatan naik dari 115,13 miliar di periode kuartal pertama tahun sebelumnya menjadi 117,41 miliar atau naik 1,98 persen, dan laba naik dari 49,03 miliar menjadi 54,71 miliar atau naik 28,24 persen secara YoY di kuartal pertama 2019.
Perseroan pada semester I 2019 membukukan pendapatan sebesar Rp228,70 miliar dimana perolehan tersebut lebih rendah 8,62 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp250,27 miliar yang disebabkan pencapaian pendapatan pada segmen jasa terminal yang lebih rendah 8,90 persen (YoY) menjadi Rp212,72 miliar dari semester I tahun lalu sebesar Rp233,49 miliar. EBITDA mengalami penurunan tipis dari perolehan sebesar Rp128,27 miliar di semester I tahun lalu menjadi Rp121,44 miliar atau lebih rendah 5,33 persen (YoY). Meski demikian, IPCC tetap mampu memperoleh laba bersih IPCC di semester I 2019 tercatat sebesar Rp90,57 miliar dibandingkan perolehan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp94,87 miliar. Di sisi lain, perseroan masih dapat mempertahankan tingginya marjin laba operasional, EBITDA, dan laba bersih pada level yang cukup tinggi. Pada semester II tahun ini, perseroan optimis akan adanya lonjakan pada aktivitas internasional terutama pada kegiatan ekspor kendaraan yang cenderung kembali meningkat. Dengan selesainya event Pemilu Presiden dan legislatif yang berakhir dengan baik, para APM akan memaksimalkan sisa bulan di tahun ini untuk mengejar target ekspor tahun ini.
Dari kabar lainnya, belum lama ini IPCC kembali mendapat kepercayaan penuh dalam penanganan bongkar muat kendaraan dimana pada pertengahan bulan September 2019 ini IPCC mulai menangani secara penuh seluruh cargo Passenger Car (CBU), Alat Berat, Bus/Truk, dan General Cargo pada kapal milik PT Toyofuji Serasi Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa pelayanan yang diberikan dengan konsep Happy Employee, Happy Customer, Happy Country mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan untuk terus meningkatkan kinerja perseroan. Kapal perdana milik PT Toyofuji Serasi Indonesia ini telah sandar pada tanggal 20 September 2019 dengan estimasi muatan 382 unit CBU, 6 unit motor, dan 1 unit alat berat melalui kapal MV Serasi I Voy l/485.
“Ini bentuk langkah nyata manajemen dalam mengembangkan nilai perusahaan Customer Centric. Kepuasan pelanggan adalah prioritas kami. Diharapkan dengan bersandarnya secara penuh kapal milik PT Toyofuji Serasi Indonesia ini, kepercayaan customer semakin meningkat sehingga dapat saling memberikan keuntungan dan nilai tambah bagi kedua belah pihak bahkan lebih luasnya kepada bangsa Indonesia,” ungkap Chiefy Adi K, Direktur Utama PT IKT Tbk.
Dengan demikian seluruh RoRo Vessel yang sebelumnya ditangani di Multipurpose Terminal maka saat ini 100% akan ditangani oleh PT IKT Tbk.