Menteri BUMN Periode 2004 hingga 2007, Dr. Sugiharto Meninggal Dunia
Jakarta, Bumntrack.co.id – Kabar duka kembali menghampiri kementerian BUMN. Menteri BUMN periode tahun 2004 hingga 2007, Dr. Sugiharto meninggal dunia. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri), Tri Wahyudi Saleh.
“Innalillahi wainna illaihi rojiun. Selamat jalan Pak Sugiharto, Insha Allah husnul khotimah dan berpulang ke Rahmatullah secara syahid. Saya juga bersaksi bahwa Almarhum adalah orang yang baik,” kata Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri), Tri Wahyudi Saleh dalam pesan singkat yang diterima BUMN Track di Jakarta, Kamis (15/7).
Menurutnya, Pak Soegiharto sangat konsisten dengan prinsipnya. Beliau juga sangat santun dengan pendekatannya. “Saya tidak lupa di acara ESQ, beliau selalu menyapa saya dan menanyakan kabar. Padahal siapalah saya dibanding Almarhum, seorang pejabat tinggi. Almarhum selalu humble dan memanusiakan orang lain. Selalu penuh senyum ramah. Semoga sumbangsihnya kepada bangsa dan kepada ummat menjadi amalan luar biasa yang diterima Allah SWT,” terangnya.
Tonton juga video: Profil Eks Menteri BUMN Sugiharto: dari Pedagang Asongan hingga Jadi Menteri
Untuk diketahui, Sugihato merupakan salah satu Dewan Pakar BUMN Track dan Ketua Dewan juri di ajang ‘BUMN Branding & Marketing Award 2020’. Beliau menteri BUMN ke-4 yang turut meresmikan pendirian majalah BUMN Track.
Dalam ajang BUMN and Marketing Award 2020, beliau menyampaikan “Optimizing Omnichannel” sangat relevan dengan perkembangan yang sedang terjadi. “Omnichannel memiliki hubungan yang linier atau relevan antara pencapaian branding dan marketing masing-masing BUMN terhadap revenue, tingkat kesehatan perusahaan serta terhadap keuntungan perusahaan,” jelasnya.
Tantangan yang dihadapi di era VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, Ambiguous) saat ini lebih besar, sehingga memaksa para BUMN dan Anak Perusahaan BUMN untuk tidak hanya keluar dari krisis, tetapi juga mampu menjangkau cara-cara baru demi berkompetisi dengan gempuran investor global yang menyesuaikan dengan paradigma korporasi saat ini, yaitu people, profit dan planet.