Nicke Diangkat Kembali Jadi Dirut, Ini Pandangan Pengamat Ekonomi UGM

E-Magazine Januari - Maret 2025

Jakarta, Bumntrack.co.id – Menteri BUMN Erick Thohir melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Pertamina (persero) kembali mengangkat Nicke Widyawati sebagai Direktur Utama (Dirut). Pengangkatan dan penjungkalan calon dirut lain tersebut semakin menguatkan indikasi bahwa endorsers Nicke lebih “powerfull”.

“Pengangkatan kembali Nicke sebagai Dirut Pertamina lebih didasarkan pada kekuatan endorsers, bukan didasarkan atas kriteria dan kinerja terukur,” kata Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi di Jakarta, Sabtu (13/6).

Menurutnya, kinerja Nicke sSelama menjabat Dirut Pertamina cenderung jeblok. Indikatornya yaitu perolehan laba yang dicatatkan sebagian besar berasal dari dana kompensasi dari Pemerintah, bukan dari pendapatan usaha.

“Nicke gagal dalam menaikkan lifting minyak dari sumur-sumur yang dikelola Pertamina. Bahkan, di sumur terminasi, Blok Madura dan Blok Mahakam, produksinya semakin menurun saat diambil alih oleh Pertamina. Padahal peningkatan lifting itu sangat dibutuhkan untuk menekan defisit neraca migas, yang semakin membengkak,” tambahnya.

Nicke, lanjutnya, juga gagal dalam pembangunan kilang minyak. Dari 5 kilang minyak yang direncanakan hampir tidak ada progres berati, bahkan mengalami kemunduran. Kerja sama Pertamina dan Aramco untuk pengembangan Kilang Cilacap justru berakhir sebelum dimulai. Demikian juga dengan Kilang Bontang, kerja sama Pertamina dengan OOG Oman, juga kandas di tengah jalan.

“Padahal, Pembangunan Kilang merupakan perintah Presiden Joko Widodo sejak periode pertama Pemerintahan Joko Widodo, tetapi tetap saja Kilang Minyak tidak dapat dibangun,” jelasnya.

Selain ketiga kinerja jeblok itu, Nicke tidak adil terhadap konsumen BBM Non-Subsidi. Pada saat harga minyak dunia naik, Pertamina dengan sigap menaikkan harga BBM Non-Subsidi. Namun pada saat harga minyak dunia terpuruk pada titik nadir, Pertamina tidak menurunkan harga BBM Non-Subsidi. “Memang Pertamina dapat meraub laba besar, tetapi masyarakat sebagai konsumen dirugikan,” terangnya.

Tidak mengherankan kalau Koalisi Masyarakat Sipil dan KPPU melayangakan gugatan atas keputusan Pertamina tidak menurunkan harga BBM Non-Subsidi pada saat harga minyak dunia sangat rendah. “Dengan kinerja jeblok, pengangkatan kembali Nicke menjadi preseden buruk pada mekanisme pengangkatan Perusahaan Plat Merah di Indonesia,” pungkasnya.

Bagikan:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.