Pemimpin Redaksi BUMN Track Akhmad Kusaeni Tutup Usia
Jakarta, BUMN TRACK – Pemimpin Redaksi BUMN Track, Akhmad Kusaeni meninggal dunia pukul 15.10 WIB di RS Harapan Kita Jakarta, Sabtu (15/6/24).
Sebagai Pemimpin Redaksi, Beliau memiliki wawasan yang luas, runut dan matang dalam mengungkapkan gagasan. Beliau juga rutin menulis kolom pakar dan lensa di Majalah BUMN TRACK dan online. Selain itu, beliau juga sering menjadi dewan juri di berbagai gelaran penghargaan yang diselenggarakan oleh BUMN Track kepada perusahaan BUMN dan anak usaha BUMN. Beberapa diantaranya yaitu Anugerah BUMN, BUMN Branding dan Marketing Award, TJSL dan CSR Award.
Akhmad Kusaeni mengenalkan saya tentang positif jurnalism di BUMN TRACK. Meskipun demikian, dirinya memperbolehkan saya untuk mengkritik kebijakan yang tentunya disertai data yang akurat dan solusi yang seharusnya dilakukan.
Layaknya semboyan ki Hajar Dewantara, Ing Ngarsa Sung Tulada (di depan memberikan contoh), Ing Madya Mangun Karsa (di tengah membangun motivasi), dan Tut Wuri Handayani (di belakang memberikan dorongan semangat) sebagai pemimpin redaksi, Akhmad Kusaeni mengajarkan, membimbing, dan mendorong kami di redaksi untuk terus menghasilkan karya terbaik. Beliau juga mudah membaur dan senang memberikan “wejangan” layaknya bapak kepada anak-anaknya.
Sebelum menjadi Pemimpin Redaksi BUMN TRACK, beliau pernah menjadi wartawan senior dan Direktur Pemberitaan LKBN Antara periode 2012-2014. Kusaeni yang biasa disapa Pak Oe membawahi bidang-bidang liputan penting dan krusial yaitu politik, hukum, ekonomi bisnis dan makro ekonomi hingga olahraga.
Pemimpin Redaksi LKBN Antara 2005-2007 Asro Kamal Rokan mengungkapkan dirinya mengenal Oe sejak Juni 2005, setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerbitkan Keppres menetapkan sebagai Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi LKBN ANTARA. “Beberapa hari kemudian, lelaki muda bertubuh kecil, lincah, dan cerdas ini menjadi Wakil Pemimpin Redaksi,” jelasnya.
Oe pernah menjabat Kepala Biro ANTARA di Amerika Serikat. Tidak heran, bahasa Inggris-nya sangat bagus. Oe rajin membaca dan menulis sejumlah buku. Oe, salah seorang generasi emas ANTARA memiliki jasanya sangat besar. Sarjana Hukum Universitas Indonesia angkatan 1983 ini, termasuk dalam tim yang membahas dan memperjuangkan badan hukum LKBN ANTARA menjadi Perum.
Setelah tidak lagi di LKBN ANTARA, putra Banten yang dikenal gigih ini melanjutkan karier jurnalistik sebagai Pemimpin Redaksi Majalah BUMN Track, juga sebagai dosen komunikasi di Tanri Abeng University.
Terakhir bertemu Oe hari kedua Idul Fitri 1445 H (11 April 2024) di rumah Alm Saiful Hadi. Kami membahas banyak hal, termasuk soal reformasi dan penyebab jatuhnya Presiden Soeharto. Saya melihat Oe, yang suka kulineran ini tetap enerjik, namun terlihat lebih gemuk dan terkesan pergerakannya mulai lamban.
“Saya tidak bertanya kondisi kesehatannya. Tahun 2018, Oe operasi jantung. Sehari menjelang wafat, barulah saya dapat kabar, Oe juga mengidap gula dan ginjal,” kenangnya.
Oe tidak pernah mengeluhkan penyakitnya. Ketika kondisinya mulai mengkhawatirkan, Oe tetap menyatakan sehat, sampai istrinya membawanya ke RS Pelni dan dirawat selama delapan hari. Setelah pulang ke rumah, kondisinya memburuk dan dibawa ke rumah sakit terdekat di Pulomas, kemudian Jumat malam dibawa ke RS Jantung Harapan Kita. Satu malam di sini, Oe pergi, selamanya.
Dikutip dari Facebook, Oe menulis The Older I Get.
Barokah, hari ini usiaku mencapai 60 tahun. Semakin aku menua, semakin aku merasa menjadi manusia yang lebih baik.
Jika ada yang menawarkan pancuran air yang bisa membuatku terus awet muda, aku tidak akan meminumnya setetespun. Itulah sejatinya keinginanku.
Yang lucu: dengan apa yang telah kuraih selama ini, keberkahan dan kebahagiaan yang kunikmati sejauh ini, aku merasa tahun-tahun dalam hidupku yang terbaik masih belum tiba.
Aku bersyukur ya Allah. Terimakasih isteriku, anak-anak dan mantuku serta cucu kesayangan Hero Saudia Ilmawan. Aku merindukan menjadi seorang Aki dengan banyak cucu.
“Setiap kali saya baca tulisan Oe di FB ini, setiap itu pula dada saya sesak. Selamat jalan sahabat, kembali ke Maha Pencipta Alam dan seisinya. Kami pun mempersiapkan langkah –– mungkin berlari atau tertatih-tatih, menunggu waktu tiba,” jelasnya.