Pentingnya ‘Safe Guard Label’ dalam Pemulihan Ekonomi di Skenario New Normal
Jakarta, Bumntrack.co.id – PT Surveyor Indonesia (PTSI) menilai skenario New Normal membutuhkan rasa aman dan keamanan, baik dari perusahaan maupun pengguna jasa. Saat pandemi Covid-19 melanda, sektor Pariwisata turun drastis bukan hanya Indonesia, tetapi di seluruh dunia. Tidak hanya sektor pariwisata, sektor lainpun banyak terdampak akibat Covid-19.
“Untuk memberikan keamanan, perlu adanya effort dari BUMN dengan bersinergi dengan lembaga internasional untuk membantu membangkitkan sektor ekonomi yang pada akhirnya menumbuhkan sektor usaha lain. Dari sinilah kita beranjak bahwa Indonesia memerlukan sertifikasi keamanan protokol dan pencegahan Covid-19,” kata Direktur Utama PT Surveyor Indonesia, Dian M Noer dalam teleconference di Jakarta, Selasa (9/6).
Berdasarkan survei Mckinsey, lanjutnya, optimisme ekonomi Indonesia akan segera pulih. Dari survei tersebut disebutkan bahwa masyarakat yang tadinya sering kongkow, saat ini mulai ditinggalkan.
“Masyarakat mulai menghentikan hal-hal yang tak perlu. Dengan sendirinya mereka akan berhati-hati dalam menggunakan uangnya. Padahal roda ekonomi akan terhambat kalau masyarakat banyak menahan spending. Maka dengan sendirinya, sektor produksi akan melambat juga,” tegasnya.
Disaat New Normal, kebersihan menjadi faktor penting bagi konsumen saat memutuskan untuk berbalanja di suatu tempat. Melalui sertifikasi tersebut, maka masyarakat menjadi yakin untuk berbelanja pada suatu tempat tertentu.
“Sejalan dengan hal tersebut, Surveyor Indonesia (SI) dan PT Bureau Veritas Indonesia (BV) berkolaborasi untuk mengembangkan safe guard label dalam mendukung pemulihan ekonomi pemerintah, BUMN dan swasta,” jelasnya.
Prioritas safe guard label bertujuan untuk pemulihan kembali ekonomi pemerintah, BUMN dan swasta secepat mungkin dengan memastikan penerapan protokol pencegahan dan penanganan Covid-19 yang memenuhi kriteria kesehatan, keselamatan dan kebersihan yang layak.
“Untuk memberikan sertifikasi protokal covid-19, PTSI siap berkolaborasi dengan dukungan auditor, jaringan di seluruh Indonesia serta memilki pengetahuan dan pengalamam lokal,” jelasnya.
Sinergi SIBV memberikan Safe Guard Label dapat diaplikasikan untuk berbagai sektor seperti perhotelan, perbankan, retail, perbelanjaan, restoran, hiburan, kawasan industri, konstruksi, sekolah, transportasi umum, bangunan publik hingga sarana olahraga.
“Safe Guard label ini dapat membantu client untuk fokus pada empat area bisnis dalam menangani pandemi covid-19 seperti Recovering revenue, rebuilding operation, rethinking the Organization dan accelerating adoption of digital solutions. Tool ini diperlukan pada bisnis saat menghadapi pendemik covid-19,” jelasnya.
Direktur PT Bureau Veritas Indonesia, Didie Tedjasumirat mengungkapkan pada dasarnya dirinya percaya bisnis saat ini memiliki resiko penyebaran Covid-19. Namun penyebaran itu sendiri dapat dihindari dengan menerapkan kebersihan yang baik, perlindungan dan pencegahan.
“Program kami membantu protokol kesehatan tersebut telah memenuhi sayarat minimal,” kata Direktur PT Bureau Veritas Indonesia (BV), Didie Tedjasumirat.
Empat tahapan tersebut yaitu menetapkan titik kontrol, melaksanakan audit, pemberian label dan menggabungkan semua informasi laber dalam laporan audit satu lokasi. “Beberapa perusahaan banyak yang telah menjalakan Protokol dengan syarat minimal. Protokol tersebut berdasarkan best praktis dari WHO dan lokal setempat. Sedangkan yang kami lakukan adalah atestasi, pemberian pendapat pihak yang kompeten apajah sesuai dengan standar bisnis atau belum,” terangnya.
Untuk diketahui, BV merupakan perusahaan internasional dengan pendapatan tahun 2019 mencapai 5,1 triliun euro. BV memperkerjakan 75.000 orang dengan 400.000 klien dan 1.500 kantor/laboratorium.