
Bangka, Bumntrack.co.id – Perdagangan pasar fisik komoditas timah di Jakarta Futures Exchange (JFX) menunjukan tren meningkat. Volume transaksi per 25 Oktober 2019 mencapai 1.055 lot dengan nilai transaksi sebesar 83.901.554,01 dolar AS.
Sejak diluncurkan akhir Agustus 2019, investor tertarik dengan perdagangan pasar fisik timah tersebut. Tren peningkatan terlihat dari data per 25 Oktober 2019, dimana total transaksi pasar fisik timah sebanyak 3.224 lot dengan total nilai transaksi sebesar 261.598.139,36 dolar AS. Jumlah tersebut meningkat dibanding transaksi Agustus 2019 yang sebanyak 915 lot atau 4.575 Ton dengan nilai transaksi 72.689.475 doalr AS. Kenaikan transaksi juga terlihat pada September 2019 sebanyak 1.254 lot atau 6.270 Ton senilai 105.007.110 dolar AS. Demikian diungkapkan Direktur Utama Jakarta Futures Exchange (JFX), Stephanus Paulus Lumintang, saat media gathering di Bangka (1/11).
“Besaran transaksi dalam 3 bulan ini, tentu merupakan hal yang sangat positif. Kedepan, kami optimis bahwa perdagangan pasar fisik timah di JFX akan terus meningkat. Kami mentargetkan, sampai akhir tahun 2020, total transaksi perdagangan pasar fisik timah akan mencapai 72000 Ton/Tahun,” ungkap Paulus.
Sejak Bursa Timah murni batangan di-launching Agustus 2019, lanjut Paulus, Jakarta Futures Exchange, sebagai bursa komoditi pertama di Indonesia mengambil peran dalam industri timah di Indonesia, dengan memperdagangkan timah menjadi komoditas yang di transaksikan dalam pasar fisik timah murni batangan. JFX dan PT Kliring Berjangka Indonesia bersinergi untuk terbentuknya harga timah pada bursa nasional yang akan menjadi acuan internasional.
Sedangkan Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero), Fajar Wibhiyadi, mengatakan, perdagangan komoditas timah di JFX ini dapat menjadi opportunity yang besar untuk para pelaku di bisnis perdagangan timah batangan baik di Indonesia maupun internasional.
“Saat ini Indonesia menyumbangkan kurang lebih sekitar 23% market timah dunia. Dengan adanya perdagangan timah di Bursa Berjangka Jakarta diharapkan memberikan pilihan untuk para pelaku dalam bertransaksi,” jelas Fajar.
Untuk saat ini, harga acuan timah dunia adalah London Metal Exchange (LME). Namun, dengan kekayaan alam Indonesia yang memproduksi timah terbesar kedua di dunia, JFX dan PT KBI (Persero) mempunyai harapan besar dan akan berusaha untuk menjadikan Indonesia sebagai acuan harga timah dunia.
Fajar menambahkan, transaksi fisik timah yang diperdagangkan di JFX terdapat adanya cetakan merek pada timah murni batangan sesuai dengan produsen masing-masing. Dengan hal tersebut, pembeli mendapatkan jaminan dan kejelasan terhadap produk yang dibelinya. Tidak hanya itu, dengan mencantumkan brand pada setiap produk juga dapat menciptakan persaingan sehat antara produsen. Karena brand-nya tercantum, dengan sendirinya ini akan menjadi stimulus para produsen untuk meningkatkan kualitas dari masing-masing produknya. (*)