Prospek Raih Cuan, Investor Buru Saham ADCP Seiring Minat Atas Hunian TOD
Jakarta, Bumntrack.co.id – PT Adhi Commuter Properti (ADCP), pengembang properti berbasis transportasi massal sedang melakukan proses penawaran saham perdana (IPO). Saham anak usaha PT Adhi Karya Persero Tbk (ADHI) ini semakin diminati investor seiring dengan meningkatnya minat konsumen atas hunian berbasis Transit Oriented Development (TOD).
“Tidak hanya minat atas hunian TOD, investor juga mulai melihat prospek aset finansial berupa saham. Ini terefleksi dari minat investor yang sejak Kamis sampai Rabu (27 Januari-2 Februari 2022) penjualan saham melalui e-ipo terus meningkat dan hanya dalam waktu 3 hari awal masa penawaran (bookbuilding) sudah melebihi kuota minimal,” kata Corporate Secretary Adhi Commuter Properti, Adi Sampurno kepada media di Jakarta, Jumat (4/2/22).
Sampai saat ini, lanjutnya, angka tersebut terus bergerak dan bertambah dari waktu ke waktu. Besarnya animo calon investor juga tak lepas dari sentimen pasar modal yang saat ini berada dalam tren pemulihan (bullish).
Dalam sepekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada pada tren kenaikan. Sampai penutupan pasar Rabu, 2 Februari 2022, IHSG tercatat berada pada level 6.707, naik 1,62%. Bahkan, dalam enam bulan terakhir, Indeks tercatat sudah naik hingga 9,59%. Hal ini dipercaya menjadi salah satu indikator pemulihan kepercayaan investor untuk menempatkan dananya di saham-saham Bursa Efek Indonesia.
“Investor masih memiliki kesempatan menggenggam saham ADCP. Proses bookbuilding masih akan berlangsung sampai awal pekan depan, tepatnya 7 Februari 2022. Kami optimistis target yang sudah ditetapkan perusahaan maupun underwriter dapat tercapai dengan baik,” ungkap dia.
Berdasarkan prospektus yang diterbitkan pekan lalu, ADCP akan melepas sebanyak-banyaknya 28,6% saham dengan kisaran harga Rp 130 – Rp 200 per saham. Sesuai rencana, perusahaan akan mencatatkan saham perdananya di bursa pada 23 Februari 2022.
Sejalan dengan itu, berbagai proyek unggulan ADCP juga mulai diburu konsumen. Minat konsumen yang tinggi tak lepas dari konsep bisnis perusahaan untuk membangun kawasan berbasis TOD. “Oleh karenanya kami menargetkan pertumbuhan marketing sales 103% tahun ini dibanding 2021 dengan target pertumbuhan laba 49%,” terangnya.
Kontribusi marketing sales terbesar tahun 2021 berasal dari proyek Adhi City Sentul. Sejauh ini serapan rata-rata hunian kawasan ini mencapai 30 unit per bulan. Adapun sampai Januari 2022, penyumbang terbesar marketing sales berasal dari proyek LRT City Bekasi – Eastern Green.
Ekonom dan Praktisi Pasar Modal, Lucky Bayu Purnomo, menjelaskan properti merupakan salah satu sektor yang terkait dengan pembiayaan di luar infrastruktur dan perbankan. “Sektor-sektor ini akan saling menyehatkan sehingga secara bertahap akan pulih,” ungkapnya.
Khusus properti, sektor ini juga mendapatkan dukungan suntikan positif berupa insentif dan kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia. “Insentif dan kebijakan tersebut memberikan berbagai kemudahan dalam berusaha,” kata Lucky.
Ia juga menilai properti yang berbasis transportasi massal bagus dan inovatif. Hal ini juga sejalan dengan Ketua Umum Real Estat Indonesia, Paulus Totok Lusida. Menurut dia, sektor properti akan bangkit pada tahun ini. Berbagai insentif dan kebijakan mulai dari Undang Undang Cipta Kerja, uang muka nol persen, hingga pelonggaran loan to value (LTV) turut mendorong kebangkitan sektor properti.
Secara khusus, ia juga menyinggung mengenai potensi apartemen dengan segmen pasar berbasis TOD. “Apartemen seperti ini akan turut meminimalisir dampak dari kondisi pasar apartemen yang kelebihan pasokan (over supply),” kata Totok.