BERITA

Rebound Strategy Antisipasi New Normal Angkasa Pura I

Direktur Utama Angkasa Pura 1, Faik Fahmi (Foto: Eka/Bumntrack)
Direktur Utama Angkasa Pura 1, Faik Fahmi (Foto: Eka/Bumntrack)

Jakarta, Bumntrack.co.id – PT Angkasa Pura I (persero) telah menyiapkan rebound strategy sebagai inisiatif strategis dalam menghadapi fase selanjutnya dari pandemi Covid-19 yaitu fase new normal. Hal ini dilakukan untuk mendukung antisipasi dini skenario the new normal yang diarahkan Pemerintah, khususnya Kementerian BUMN.

“Angkasa Pura I menyiapkan rebound strategy sebagai upaya mengantisipasi konsisi new normal dan menyiapkan lompatan pertumbuhan perusahaan pada 2021 melalui program kerja multi dimension performance improvement di mana berbagai upaya dalam rebound strategy yang sudah mulai dilakukan pada sisa tahun ini dapat dirasakan pada 2021, ketika situasi sudah berangsur kembali normal dari pandemi Covid-19,” kata Direktur Utama PT AP1, Faik Fahmi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu (7/6).

Terdapat 6 inisiatif dalam rebound strategy Angkasa Pura I yang terkait, (pertama), antisipasi new normal dan membangun new business serta (kedua) yang melibatkan process-people-technology:

Pertama, Persiapan The New Normal. Angkasa Pura I memetakan dan menyiapkan touch points pengguna bandara yang akan berubah perilakunya menjadi new normal pada fase baru pandemi Covid-19 atau ketika pandemi dinyatakan usai. Misalnya kelengkapan alat atau prosedur pada beberapa touch points seperti Konter check-in wajib menggunakan masker dan sarung tangan, serta sanitasi bagasi. Pada Security check dilakukan sanitasi barang bawaan, CCTV enhancement untuk dapat mengenali wajah dan masker, thermal scanner. Untuk Waiting room, posisi tempat duduk diberi jarak, makanan dijual menggunakan vending machine, pembayaran dijital. Sedangkan Boarding gate, antrean minimal 1,5 meter antar penumpang.

Kedua, Penguatan Portofolio Bisnis Baru dengan Mengembangkan adjacent business untuk memperkuat portofolio, Menciptakan new business stream yang tidak memiliki ketergantungan terhadap jumlah trafik pesawat dan penumpang, Mengoptimalkan asset lahan tidak produktif untuk menunjang new business stream. Diversifikasi pendapatan melalui digital monetizing dan optimalisasi anak perusahaan agar dapat menciptakan ekosistem bandara yang terintegrasi melalui aerocity, cargo village, amusement park, dan komponen lainnya.

Ketiga, Business Process Improvement dengan melakukan perbaikan proses bisnis eksisting dalam konteks revenue safeguarding dan cost leadership. Penggunaan dukungan fungsi digital dalam perbaikan proses bisnis seperti penggunaan artificial intelligence untuk mencatat pergerakan parkir pesawat dan penggunaan aviobridge.

Keempat, Restrukturisasi Organisasi melalui simplifikasi organisasi kantor cabang serta pembagian fokus kantor pusat dan kantor cabang untuk optimalisasi proses penyusunan kebijakan dan monitoring kinerja (kantor pusat) serta pelaksanaan kegiatan operasi dan layanan (kantor cabang). Selain itu, AP 1 memberdayakan peran pejabat fungsional dalam bidangnya.

Kelima, Enterprise Architecture dengan memetakan ulang arsitektur bisnis, data, aplikasi, dan teknologi di Angkasa Pura I beserta anak perusahaannya. Kemudian, penyusunan Tata Kelola Induk dan Anak Perusahaan. Keenam, terkait strategic Procurement dengan penguatan perencanaan pengadaan melalui category management dan sentralisasi tim pengadaan.

“Situasi saat ini dan prediksi ke depan merupakan momen yang sangat menantang bagi operator bandara untuk menjalankan bisnis dan kewajiban pelayanan publiknya. Namun melalui upaya persiapan ini, Angkasa Pura I optimis dapat lebih siap memasuki masa new normal dan melakukan lompatan bisnis ketika pandemi ini berakhir nanti,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Back to top button